Punya Masalah Emosi? Terapi dengan Menulis!
Tantangan Hari ke-10
#TantanganGurusiana
Adakah orang yang selama masa hidupnya selalu damai tidak pernah punya masalah emosi? Rasa-rasanya tidak ada ya. Karena emosi adalah rasa yang melekat pada diri manusia.
Emosi bisa positif, bisa juga negatif. Emosi positif antara lain rasa sayang, cinta, perhatian, dan lain-lain. Kalau emosi positif sih tidak perlu diterapi, karena relatif tidak ada dampak buruknya. Cinta misalnya, adalah rasa yang bagus. Kecuali jatuh cinta pada orang yang salah hehe.
Nah, kalau emosi negatif seperti gelisah atau bahasa gaulnya galau, kecewa, sedih, marah, ini yang perlu diterapi. Karena jika dosisnya berlebihan, terjadi terus-menerus dan berkepanjangan, bisa menurunkan produktivitas kerja. Bahkan bisa mengganggu hubungan sosial seseorang dengan lingkungannya.
Pada tingkat yang ekstrem, emosi negatif pun bisa menimbulkan penyakit fisik. Karena saat orang mengalami gangguan emosi yang parah, metabolisme tubuhnya akan terganggu. Reaksinya bisa dalam bentuk asam lambung yang meningkat, kepala pusing, diare, dan sebagainya.
Banyak macam terapi untuk me-release emosi negatif. Yang sering saya terapkan dalam menangani klien antara lain metode SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), CTC (Creative Trauma Cleansing), Hypnotherapy, dan Graphology.
Metode tersebut di atas bisa dipelajari sendiri, namun kadang kurang efektif sehingga butuh bantuan seorang terapis untuk melakukannya. Nah ada satu metode sederhana yang sering saya terapkan untuk diri sendiri, yaitu terapi menulis. Lho terapis juga bisa kena masalah emosi ya? Ya bisa lah. Kan terapis juga manusia hehe.
Oke, kembali ke terapi menulis. Bagaimana teknisnya? Mudah kok, cukup menulis saja. Seperti menulis diary begitu. Bisa menulis dengan tangan di buku atau kertas, bisa juga menulis di aplikasi note handphone.
Apa yang dituliskan? Apa saja. Sedihnya, kecewanya, marahnya, semuanya. Setelah lega, diamkan beberapa saat, mungkin beberapa jam atau beberapa hari. Tiap orang bisa berbeda. Pastikan tulisan aman tidak dibaca orang lain ya.
Nah setelah kondisi emosi agak reda, baca lagi tulisan tersebut. Biasanya nanti akan senyum-senyum sendiri karena merasa aneh, "Ih, apaan sih ini? Masa ini gue?" Hehehe.
Saat itu berarti masalah emosi Anda sudah sembuh. Jika masih baper atau terbawa perasaan? Ya menulis saja lagi. Begitu seterusnya.
Mau mencoba?
Semoga berhasil.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar