Lomba Menulis Bulan Agustus 2022

Karya : Drs. Ahmad Syaihu

Guru MTs Negeri 4 Kota Surabaya

Berita duka dari dunia pendidikan kembali kita dengar, namun kali ini lebih menyesakkan dada bagi siapapun karena yang menyebabkan duka adalah teman yang sama dalam satu sekolah atau madrasah, kita mengenalnya dengan bullying atau perundungan.

Ada seorang siswa di salah satu MTs Negeri di Kotamobagu Sulawesi Utara yang menyebabkan meninggalnya salah seorang siswa (Bt, 13 tahun) karena dipukuli beramai-ramai oleh 9 orang pelaku yang juga kebetulan adalah siswa kelas IX di MTs tersebut.

Terakhir berita dari Majalengka, ada seorang siswa yang dibully teman sekolahnya sehingga mengalami stress yan berujung meninggal dunia.

Tentu saja hal ini merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan Indonesia yang mulai berbenah dan meninggalkan kekerasan fisik dan kekerasan non fisik kepada siswa melalui kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau Masa Taaruf Siswa Madrasah (MATSAMA) untuk peserta didik baru yang memasuki sekolah atau madrasah.

Tujuan dari MPLS dan MATSAMA adalah memberikan pengenalan kepada peserta didik baru agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi belajar yang baru di sekolah atau madrasah.

Kurikulum Merdeka yang dimulai tahun pelajaran 2022-2023 salah satu tujuannya adalah mewujudkan Profil Pelajar Pancasila bagi semua pelajar di Indonesia.

Profil Pelajar Pancasila sesuai yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020 dikatakan bahwa Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yang memiliki enam ciri yaitu :

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Pembiasaan salat duha berjamaah dan mengaji Al quran sebelum memulai pembelajaran bagi siswa MTsN 4 Kota Surabaya, merupakan nutrisi hati agar terbentuk karakter beragama yang baik, dilanjutkan jamaah salat duhur dan salat asar sebelum kembali ke rumah.

2. Berkebinekaan Global, perubahan zaman adalah suatu keniscayaan yang harus kita terima dengan menyiapkan diri menghadapi perubahan itu dengan melakukan seleksi terhadap arus informasi dan budaya yang berasal dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, membiasakan peserta didik untuk selalu bijak dalam menggunakan internet adalah salah satu upaya menangkal kemajuan teknologi khususnya dalam penyebaran budaya dan paham-paham yang tidak sesuai dengan norma bangsa Indonesia.

3. Gotong Royong, salah satu nilai luhur bangsa Indonesia adalah semangat kegotong royongan yang harus kita kenalkan dan biasakan semangat ini untuk membangun kebersamaan dalam hidup bermasyarakat di lingkungan sekolah atau madrasah. Dengan kegotong royongan maka akan menghilangkan adanya superioritas dari satu kelompok kepada kelompok lainnya di lingkungan pendidikan.

4. Mandiri, menanamkan kemandirian sejak dini merupakan salah satu upaya menjadikan siswa menjadi kuat dan tidak tergantung pada orang lain, memberikan ruang kreasi dan pengembangan potensi diri peserta didik agar bisa menjadi generasi yang tangguh dan siap untuk bersaing di persaingan global

5. Bernalar kritis, merupakan salah satu kemerdekaan siswa menyampaikan ide dan gagasannya sesuai dengan jalur yang benar, sebagai pendidik kita harus bisa mengarahkan ide, dan nalar peserta didik dalam bidang-bidang penelitian remaja, atau membentuk klub science untuk menampung aspirasi mereka yang biasanya jumlahnya tak terbatas.

6. Kreatif, kemerdekaan siswa sebenarnya adalah kreativitasnya yang sedang dalam puncaknya di masa remaja, berilah ruang pada mereka melalui kegiatan intra dan ekstrakurikuler yang bisa mewadahi kreativitas mereka dalam berbagai bidang seni, olah raga, penelitian, keagamaan, kuliner, dan kewirausahaan agar mereka siap menjadi dirinya sendiri dengan segala potensinya.

Dengan menerapkan dan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila para pelajar sudah tidak memiliki waktu lagi untuk melakukan tindakan yang merugikan orang lain khususnya teman-teman di sekolah/madrasah, tidak akan ada bullying atau perundungan di antara sesama siswa karena mereka sudah sibuk dengan berbagai macam kegiatan baik intra maupun ekstra yang dirancang oleh sekolah atau madrasah mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Profil Penulis :

Drs. Ahmad Syaihu, Lahir di Gresik 30 Agustus 1967, Sarjana Pendidikan Geografi IKIP Surabaya (1990), adalah Guru IPS di MTsN 4 Kota Surabaya, Penulis 11 buku pribadi dan 70 buku Antologi sejak 2017-2022, lebih dari 18 kali menang Lomba Menulis Buku Antologi yang diadakan oleh Mediaguru.

Buku tunggal pertamanya Pak Guru Menjadi Tamu Allah (2018), lima buku tunggal terakhirnya adalah Jiwa-Jiwa yang Cendayam (2020), Atas Nama Takdir (2020) dan Secangkir Kopi Kala Senja (2020), Merapal Kerinduan (2021), Membingkai Waktu (2021). Penulis bisa dihubungi melalui WA di nomor 082233554444 arau lewat email: [email protected] dan [email protected] akun di gurusiana drs.ahmadsyaihu.com.