Pernahkah Buku Kita Dibedah?

Mungkin bagi sebagian besar penulis kondang, membedah buku adalah hal biasa. Bahkan, bisa jadi sebagai hal yang lumrah dilakukan. Sebab, selain bukunya dibedah, bisa jadi juga sering membedah buku karya orang lain.

Tetapi, bagi saya, sungguh membanggakan. Mengapa? Sebab, selain masih berada dalam tahap belajar menulis, acara bedah buku ini disponsori oleh beberapa pihak. Luar biasa, bahagianya.

Dalam hal bedah buku, bukan saja maksud, tujuan, kebermanfaatan dan dampak dari buku itu yang dibedah. Namun, dari unsur sintaksis, fonologi, gambar pendukung serta seluruh konten kebahasaannya turut dibedah.

Tak heran apabila mendapat kritikan dan masukan tentang konten yang typo, salah ketik, struktur kalimat kurang sempurna dan peran editor buku yang dipertanyakan. Editor memegang peran penting untuk meminimalisasi kesalahan dalam bahasa tekstual.

Kemudian, saya juga baru benar-benar terlibat langsung dalam momen bedah buku, kali ini. Ternyata, penulis buku yang dibedah juga bercerita tentang proses kreatifnya. Termasuk kendala yang dihadapi.

Hal membanggakan lainnya, selain buku kita dibedah dan makin dikenal, ternyata juga diberitakan di beberapa media. Makin memberikan ruang kepada penulis buku itu untuk semakin luas berbagi.

Saya sebagai penulis buku yang dibedah merasa sangat bersyukur ada pihak yang mau membedah, membiayai dan memprakarsai. Buku diberikan gratis, peserta bahagia, penulisnya juga bahagia.

Pernahkah buku kita juga dibedah? Bagaimana perasaan kita?

Curhat ya.