Akhirnya Tumpah
Tantangan Hari ke-962
#TantanganGurusiana-3
~
Senja perlahan hadir menyapa. Temaram sang surya memberi pertanda, malam gelap akan segera menemui pungguk yang memimpikan purnama. Namun sayang, tiupan angin menitipkan awan hujan, hadirnya kembali membasahi persada.
#
Derai air mata menunggu pergiliran masa. Kenaikan harga menyesakkan dada. Akhirnya semua resah tumpah juga. Tak ada lagi harapan yang bisa dititipkan, kecuali lantunan doa. Akankah badai ini sirna.
#
Biarkan saja celoteh dipanggung meramaikan suasana. Menertawakan dirinya seolah paling digdaya. Padahal ia berlindung dibalik jubah penguasa, merasa peduli dengan rakyat jelata. Setiap waktu membuatnya tersiksa. Ataukah mereka lupa, bahwa semua pasti ada masanya, hari ini berjaya, esok hari akan merana.
#
Akhirnya tumpah semua beban derita rakyat yang tak berdaya. Sakitnya tak terperikan, darah yang mengucur telah mengering. Tapi kini kembali berdarah, tumpah membasahi tanah yang kini entah milik siapa. Karena tak tahu lagi siapa yang bermain dibalik semua sumpah serapah.
~~
~~ Mendalo Mas, 010922 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mau dibawa kemana negeri ini? Hiks. Puisi yang mantaap, Pak
Entahlah teh.. Hehe.. Hatur nuhun pisan dukungan na teh. Sukses selalu
Alhamdulillah Barokallah, karya yang luar biasa Mas Burhani
Terima kasih banyak mas Haji. Sukses selalu
Indah. Penuh Makna, Menginspirasi. Mantap P. Burhani
Terima masih banyak mas senior. Sukses selalu
Keren puisinya sarat kritik sosial pak Burhani, rakyat jadi sapi perah. Semoga sukses selalu
Hatur nuhun pisan Ceu. Sukses selalu
Goresan sedih dan kecewa. Kulihat Ibu Pertiwi....
Begitulah kini yang terjadi.. Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu
Sedih bacanya, Bapak. Semoga derai air mata hanya sementara. Kan berganti ceria pada esok bersama cahaya. Salam sehat dan sukses selalu.
Terima kasih banyak mbak Cicik. Sukses selalu
Luar biasa Pak Burhan, kita hanya sanggup memandang dengan perasaan berkecamuk, mengapa kenyataan begitu memyesakkan dada.Salam sukses selalu.
Terimo kasih banyak dukungannyo Uni. Sukses selalu
Tak dapat berkata lagi. Hanya mampu berdoa semoga kesombongan itu tumbang selamanya.
Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu