Ketika Kebenaran Terbentur Tembok Kekuasaan
Tantangan Hari ke-981
#TantanganGurusiana-3
~
Kisah ini bisa jadi merupakan rekayasa atau khayalan belaka, bisa jadi juga merupakan kisah nyata yang sering terjadi disekitar kita. Cepat atau lambat, kejadian ini bukan tidak mungkin akan datang menghampiri setiap diri kita. Pertanyaan sederhananya (walau sejatinya ini pertanyaan yang rumit juga), seandainya kejadian itu benar-benar terjadi dan menimpa diri kita, lalu kita akan berada di pihak yang mana.
Pada masa sekarang, memegang teguh kebenaran, yang dalam bahasa agama disebut Al Haq, ibarat menggenggam bara api, panas dan bahkan mengerikan. Itu resiko yang harus dihadapi oleh orang yang jujur, tegas dan taat dengan aturan. Kita tidak usah takut, apalagi sampai menyerah kepada keadaan.
Sejarahpun mencatat, berapa banyak tokoh-tokoh di negeri ini, mereka dibui tanpa sedikitpun melakukan kesalahan yang mereka lakukan, hanya berbeda pandangan dengan pihak yang berkuasa, lalu ia dengan tegas memegang prinsip kebenaran (Haq) tadi. Lalu apa yang mereka dapatkan? Jangan dibayangkan mereka mendapat jabatan, justeru sebaliknya mereka dipesantrenkan, begitulah istilah pada zaman itu bagi tokoh yang jujur menyebut "Penjara."
Menjadi pesakitan karena kejujuran dan berpegang teguh dengan nilai-nilai kebenaran bukanlah hal yang memalukan. Contoh dari para pendahulu sudah cukup sebagai pegangan. Mengerikan, sudah barang tentu iya. Tapi bukan berarti menyurutkan langkah, apalagi sampai mundur dan menyerah kalah. Jika kita mengambil posisi seperti itu, maka akan selamanya kebenaran (Haq) kalah dari kebathilan.
Mereka yang berseberangan, bukan ingin mencari panggung sendiri biar terkenal. Tanpa itupun, mereka sudah lama terkenal. Dari tangan mereka lahir berbagai ide cemerlang. Ingatkah kita dengan Mosi Integral Mohammad Natsir, yang dengan mosi integral teresebut telah menyelamatkan negeri ini dari perpecahan, karena adanya negara RIS bentukan penjajah Belanda.
Sebuah karya monumental Tafsir Al Azhar Buya Hamka, yang beliau selesaikan saat tinggal didalam penjara. Itulah hasil karya anak bangsa yang jujur dan sangat terpercaya. Mereka yang istikamah memegang kebenaran. Sampai-sampai kisah mereka secara perlahan tapi pasti, sudah mulai dihilangkan dalam buku sejarah perjalanan negeri ini.
Sejujurnya, apa yang sekarang kita lakukan belum sebanding dengan apa yang sudah dilakukan oleh para pendahulu kita. Lihat saja sosok pak Hoegeng, seorang Polisi yang jujur, sampai pensiun tidak memiliki apapun. Seorang pejabat tertinggi di jajaran Kepolisian, tapi di akhir hayatnya dalam kondisi miskin dan menyedihkan. Tapi kisah kejujurannya tetap abadi sampai sekarang.
Atau sosok seorang Hakim Agung Bismar Siregar, orang yang lurus memegang aturan hukum, sosok yang tidak bisa dibeli dengan uang. Tidak mau menukarkan kebenaran hukum dengan materi. Masih segar dalam ingatan kita, sosok nyentrik satu ini, Pak Artijo Alkoster. Orang yang urat takutnya sudah hilang. Begitulah julukan yang diberikan kepada beliau. Kejujuran dan ketegasannya dalam menegakkan hukum sangat diakui.
Kembali ke pertanyaan sederhana di atas. Sekarang kita berada di posisi yang mana. Apakah berada dalam kelompok yang menegakkan keberan, atau sebaliknya kita berada dalam kelompok yang mendukung para pelanggar aturan. Jika kita menyerah dan takut dengan ancaman dan tekanan pihak tertentu, maka tidak akan mempercepat kematian kita. Begitu juga saat kita bergabung dengan kelompok yang membela kejahatan, sekalipun didukung oleh para penguasa, tidak akan memperlambat kematian kita.
Ingatlah, semua ada masanya. Yang pasti kebenaran tidak akan pernah salah, walaupun ia mungkin saja kalah. Al Haq sampai kapanpun, tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh Al Bathil. Tinggal pilihannya pada kita. Berada dijalan yang benar dengan bimbingan dari Allah Yang Maha Baik, atau sebaliknya kita berada dalam barisan para setan terkutuk, yang nantinya akan ditempatkan pada tempat yang paling hina. Semoga saja kita tidak lelah membela kebenaran.
~~
~~ Pojok Sekolah, 200922 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang keren Pak Burhani
Terimo kasih banyak Uni. Sukses selalu
Kebenaran harus tetap dipertahankan keren banget ulasannya
Hatur nuhun pisan teh. Sukses selalu
Mantap ulasannya pak Burhani, begitulah negeri kita. Semoga Allah selalu melindungi kita
Hatur nuhun pisan Ceu.. Sukses selalu
Al Haq sampai kapanpun, tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh Al Bathil. Amiinn...oma nangis ngadepin kenyataan spt itu mas gr ..hiks...hiks...Tuhan kuatkan aku
Terima kasih banyak Oma gaul. Sukses selalu
Sepakat, Pak Guru. Butuh komitmen dan keyakinan melakukannya. Jangan takut sengsara... Salam sukses selalu
Terima kasih banyak mbak Cicik. Sukses selalu
Salam literasi
Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu
Mantap. Saya di bariisan Baharuddin Lopa dan Buya Hamka
Terima kasih banyak abangku. Sukses selalu
Mantul ulasannya, Pak Burhani, Gokil pisan. Kebenaran selalu menang.
Terima kasih banyak kangmas senior. Sukses selalu
Semoga saja kita tidak lelah membela kebenaran. Mantul ulasannya Pak Burhani. Salam sehat dan sukses selalu.
Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu
Yang jujur hancur. Yang khianat nikmat. Begitulah kini. Semoga sehat dan sukses selalu Pak Burhani.
Benar sekali mbak. Sukses selalu
Semangat selalu, pak.
Terima kasih banyak Sis. Sukses selalu
mampir berteduh disini, ngopi sambil menyimak.....
Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu