Burhani Abu Bakar Arsyad

Dilahirkan Oktober 1975 (dulu bintang Libra : 23 September-22 Oktober, sekarang menjadi Virgo : 17 September-30 Oktober) dari keluarga yang sanga...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ku Tunggu Hadirmu (Bagian 1)
Ilustrasi gambar: Hidayatullah Semarang

Ku Tunggu Hadirmu (Bagian 1)

Tantangan Hari ke-963

#TantanganGurusiana-3

~

Masa pandemi memang sudah hampir usai. Saya sengaja memilih kata hampir usai. Bukan berarti ada keraguan dalam memaknai masa berakhirnya serangan virus, yang telah berhasil membuat semua orang menjadi ketakutan yang amat berlebihan. Belum sepenuhnya bersih, karena masih saja ada yang memberitakan bahwa ada beberapa daerah ditemukan orang yang diserang oleh makhluk tak kasat mata tersebut.

Lebih spesifik bahasan kali ini, tentang adanya perubahan kearah yang kurang menguntungkan bagi dunia pendidikan. Istilah menguntungkan bisa jadi akan memunculkan perbedaan pendapat. Bagi guru, jelas sangat merugikan. Karena ada yang hilang dalam seni mendidik. Lembaga pendidikan, seperti yang diamanahkan oleh undang-undang, merupakan sebuah wadah menumbuhkembangkan sikap akhlak mulia, selain peran guru mengajar.

Jika kita menilik sistim pendidikan masa lalu, bukan mengecilkan apa yang sudah dilakukan oleh para pendidik zaman sekarang. Jelas saja banyak perbedaannya. Berbeda zaman, berbeda pula cara menghadapinya. Tapi ada satu hal yang sama, niat dan i'tikad baik para pendidik yang tidak berubah (semoga sih). Bahwa sekolah/lembaga pendidikan formal, bukan hanya berfungsi sebagai tempat mentransfer ilmu dari sang guru kepada peserta didik/siswa, tapi juga memiliki peran yang tidak ringan, itulah yang namanya mendidik.

Mengajarkan ilmu pengetahuan, relatif kecil resikonya bagi sang guru. Jika takut menjadi masalah, misalnya keributan atas aksi protes orang tua siswa, atau agak lebih parah sedikit dari aksi protes, adanya tekanan dari orang tua siswa (biasanya orang tua yang memiliki jabatan tinggi), maka sang guru tidak jarang melakukan aksi tipu-tipu secara kecil-kecilan. Merekayasa nilai akhir siswa, dengan harapan tidak mendapat teror dari pihak tertentu. Toh dengan melakukan aksi rekayasa nilai, tidak ada ruginya (katanya), padahal ini jelas berbahaya.

Selama masa pandemi, ada istilah yang sangat familiar ditelinga sang pendidik, yang penting anak-anak sehat, jangan terlalu fokus dalam menyelesaikan target kurikulum, jangan sampai ada siswa yang tidak naik kelas, biarkan semua naik dan tidak usah terlalu di persulit. Lalu apa yang terjadi sekarang. Mereka menjadi generasi cengeng. Generasi yang hampir kehilangan identitas diri.

(Bersambung)

~~

~~ Mendalo Mas, 020922 ~~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luruskan!Kegundahan yang amat sangat perlu kita suarakan, ketika banyak di antara teman-teman memilih jalan sunyi, alih-alih mendapat perlakuan yang seirama dengan pembungkaman.

02 Sep
Balas

Siap. Laksanakan mas gagah.. Sudah waktunya guru bergerak bersama, jika tidak, akan selamanya seperti ini. Tertindas dan tergilas.. Sukses selalu

03 Sep

Mantap ni bahasannya. Generasi apa yang kita hasilkan? Renungan kita bersama

04 Sep
Balas

Mantap dik, Barakallah, sukses selalu ya dik

02 Sep
Balas

Terima kasih banyak mbakyu. Sukses selalu

03 Sep

Sangat menginspirasi pak Burhani. LUar biasa

02 Sep
Balas

Terima kasih banyak mas senior. Sukses selalu

03 Sep

Benar Pak. Untuk meluruskan kembali kepada individu masing masing. Sukses selalu

02 Sep
Balas

Hatur nuhun pisan teh. Sukses selalu

03 Sep

Tapi masih banyak pak generasi yang kerja keras dengan semangat belajar yang tinggi, semoga pemerhati pendidikan bisa saling bersinergi untuk menemukan solusi yg terbaik untuk pendidikan di Indonesia ya pak guru ,salam sukses selaku,ulasan yg keren dan pr bersama

02 Sep
Balas

Terima kasih atensinya mbak. Begitulah era sekarang. Memang ada yang baik tapi tidak sedikit juga yang buruk.. Sukses selalu

04 Sep

Benar sekali Pak ...Generasi yang hampir hilang identitas diri.

02 Sep
Balas

Begitulah kenyataannya sekarang mbak. Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu

04 Sep

Mantap ulasannya Pak, semoga sukses selalu

02 Sep
Balas

Terimo kasih banyak Uni. Sukses selalu

04 Sep

Benaaarrr bgt mas gr. Keprihatinan yg hampir dialami semua gr "yg memang pendidik sejati". Slm semangaaattt!!! Merdeka!

02 Sep
Balas

Siap Oma gaul.. Terima kasih banyak dukungannya. Sukses selalu

04 Sep

Keren pak ,sangat menginspirasi.Gambaran situasi kekinian di lembaga pendidikan, sangatlah terasa.Tantangan yang tak mudah kita hadapi,perlu perhatian semua pihak.Terimakasih telah berbagi. Salam sukses selalu.

02 Sep
Balas

Hatur nuhun dukungannya kang senior. Sukses selalu

04 Sep

Ulasannya mantap. Informatif. Salam sehat.

02 Sep
Balas

Hatur nuhun pisan teh. Sukses selalu

04 Sep

Ulasannya mantap. Informatif. Salam sehat.

02 Sep
Balas

PR besar buat para guru sementara guru pun tak bisa leluasa bertindak. Semoga sehat dan sukses selalu Pak.

02 Sep
Balas

Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu

04 Sep

Setuju, pak.

02 Sep
Balas

Terimo kasih banyal Sis. Sukses selalu

04 Sep



search

New Post