Ku Tunggu Hadirmu (Bagian 1)
Tantangan Hari ke-963
#TantanganGurusiana-3
~
Masa pandemi memang sudah hampir usai. Saya sengaja memilih kata hampir usai. Bukan berarti ada keraguan dalam memaknai masa berakhirnya serangan virus, yang telah berhasil membuat semua orang menjadi ketakutan yang amat berlebihan. Belum sepenuhnya bersih, karena masih saja ada yang memberitakan bahwa ada beberapa daerah ditemukan orang yang diserang oleh makhluk tak kasat mata tersebut.
Lebih spesifik bahasan kali ini, tentang adanya perubahan kearah yang kurang menguntungkan bagi dunia pendidikan. Istilah menguntungkan bisa jadi akan memunculkan perbedaan pendapat. Bagi guru, jelas sangat merugikan. Karena ada yang hilang dalam seni mendidik. Lembaga pendidikan, seperti yang diamanahkan oleh undang-undang, merupakan sebuah wadah menumbuhkembangkan sikap akhlak mulia, selain peran guru mengajar.
Jika kita menilik sistim pendidikan masa lalu, bukan mengecilkan apa yang sudah dilakukan oleh para pendidik zaman sekarang. Jelas saja banyak perbedaannya. Berbeda zaman, berbeda pula cara menghadapinya. Tapi ada satu hal yang sama, niat dan i'tikad baik para pendidik yang tidak berubah (semoga sih). Bahwa sekolah/lembaga pendidikan formal, bukan hanya berfungsi sebagai tempat mentransfer ilmu dari sang guru kepada peserta didik/siswa, tapi juga memiliki peran yang tidak ringan, itulah yang namanya mendidik.
Mengajarkan ilmu pengetahuan, relatif kecil resikonya bagi sang guru. Jika takut menjadi masalah, misalnya keributan atas aksi protes orang tua siswa, atau agak lebih parah sedikit dari aksi protes, adanya tekanan dari orang tua siswa (biasanya orang tua yang memiliki jabatan tinggi), maka sang guru tidak jarang melakukan aksi tipu-tipu secara kecil-kecilan. Merekayasa nilai akhir siswa, dengan harapan tidak mendapat teror dari pihak tertentu. Toh dengan melakukan aksi rekayasa nilai, tidak ada ruginya (katanya), padahal ini jelas berbahaya.
Selama masa pandemi, ada istilah yang sangat familiar ditelinga sang pendidik, yang penting anak-anak sehat, jangan terlalu fokus dalam menyelesaikan target kurikulum, jangan sampai ada siswa yang tidak naik kelas, biarkan semua naik dan tidak usah terlalu di persulit. Lalu apa yang terjadi sekarang. Mereka menjadi generasi cengeng. Generasi yang hampir kehilangan identitas diri.
(Bersambung)
~~
~~ Mendalo Mas, 020922 ~~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luruskan!Kegundahan yang amat sangat perlu kita suarakan, ketika banyak di antara teman-teman memilih jalan sunyi, alih-alih mendapat perlakuan yang seirama dengan pembungkaman.
Siap. Laksanakan mas gagah.. Sudah waktunya guru bergerak bersama, jika tidak, akan selamanya seperti ini. Tertindas dan tergilas.. Sukses selalu
Mantap ni bahasannya. Generasi apa yang kita hasilkan? Renungan kita bersama
Mantap dik, Barakallah, sukses selalu ya dik
Terima kasih banyak mbakyu. Sukses selalu
Sangat menginspirasi pak Burhani. LUar biasa
Terima kasih banyak mas senior. Sukses selalu
Benar Pak. Untuk meluruskan kembali kepada individu masing masing. Sukses selalu
Hatur nuhun pisan teh. Sukses selalu
Tapi masih banyak pak generasi yang kerja keras dengan semangat belajar yang tinggi, semoga pemerhati pendidikan bisa saling bersinergi untuk menemukan solusi yg terbaik untuk pendidikan di Indonesia ya pak guru ,salam sukses selaku,ulasan yg keren dan pr bersama
Terima kasih atensinya mbak. Begitulah era sekarang. Memang ada yang baik tapi tidak sedikit juga yang buruk.. Sukses selalu
Benar sekali Pak ...Generasi yang hampir hilang identitas diri.
Begitulah kenyataannya sekarang mbak. Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu
Mantap ulasannya Pak, semoga sukses selalu
Terimo kasih banyak Uni. Sukses selalu
Benaaarrr bgt mas gr. Keprihatinan yg hampir dialami semua gr "yg memang pendidik sejati". Slm semangaaattt!!! Merdeka!
Siap Oma gaul.. Terima kasih banyak dukungannya. Sukses selalu
Keren pak ,sangat menginspirasi.Gambaran situasi kekinian di lembaga pendidikan, sangatlah terasa.Tantangan yang tak mudah kita hadapi,perlu perhatian semua pihak.Terimakasih telah berbagi. Salam sukses selalu.
Hatur nuhun dukungannya kang senior. Sukses selalu
Ulasannya mantap. Informatif. Salam sehat.
Hatur nuhun pisan teh. Sukses selalu
Ulasannya mantap. Informatif. Salam sehat.
PR besar buat para guru sementara guru pun tak bisa leluasa bertindak. Semoga sehat dan sukses selalu Pak.
Terima kasih banyak mbak. Sukses selalu
Setuju, pak.
Terimo kasih banyal Sis. Sukses selalu