Bersegera atau Berlomba Menuju Ampunan-Nya (tantangan hari ke-159)
Oleh:Dede Saroni
Berbeda dengan keyakinan lain, Islam tidak menilai dosa sebagai penyebab putusnya hubungan antara Allah dan hamba-Nya. Dengan demikian, dosa tidaklah identik dengan neraka yang dalam keyakinan lain diistilahkan dengan kematian.
Dalam Islam, berbuat dosa bagi makhluk yang bernama manusia dapat diumpamakan bagai penyakit, yaitu sesuatu yang pasti akan dialami semua orang dalam hidupnya. Oleh karena itu, ketika Adam a.s. (dan Hawa) melanggar larangan Allah sehingga dikeluarkan dari surga pada hakikatnya suatu keniscayaan. Dengan cara apa pun Adam a.s. memang harus dikeluarkan dari surge karena Adam a.s. diciptakan untuk menjadi khilafah di bumi, bukan di surga. (QS.2:30).
Manusia bukanlah malaikat yang tidak memeiliki kecenderungan sama sekali untuk berbuat dosa. Oleh karena itu, cenderung berbuat dosa merupakan bagian dari komponen paket penciptaan manusia. Allah sendirilah yang yang menanamkan kecenderungan itu. Bahkan jika seandainya manusia yang diciptakan dengan potensi berbuat dosa itu tidak melakukan dosa sama sekali, maka Allah akan menciptakan makhluk lain yang akan berbuat dosa, lalu Allah mengampuninya. Rasulullah saw. bersabda (terjemahan):
“Seandainya kamu sekalian tidak mempunyai dosa sedikit pun, niscaya Allah akan menciptakan sesuatu kaum yang melakukan dosa untuk diberikan ampunan kepada mereka” (HR.Muslim).
Sifat manusia yang cenderung berbuat dosa menemukan pasangannya, yaitu sifat Allah yang Maha Pengampun. Oleh karena itu, sebesar apa pun dosa manusia (kecuali dosa syirik), jika ia meminta ampun kepada Allah dengan tulus, maka Allah akan mengampuninya. Dalam sebuah hadis qudsi dari Anas bin malik, Rasulullah saw. bersabda(terjemahan):
“Allah berfirman, “Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik kepada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula” (HR.Tirmidzi).
Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa kecenderungan manusia untuk berbuat dosa bukanlah merupakan sisi gelap manusia, melainkan sebagai jalan untuk menuju terwujudnya ampunan Allah yang Maha Pengampun. Dengan demikian, manusia terbaik bukanlah orang yang tidak pernah berbuat dosa, melainkan orang yang ketika berbuat dosa, datang kepada Allah, meminta ampunan-Nya dengan tulus, tertunduk, dan merendahkan diri serendah-rendahnya.
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang rendah di hadapan-Nya. Dengan demikian, tidak ada jalan sama sekali bagi manusia untuk merasa berharga, berjasa, bermartabat, dan bernilai tawar di hadapan Allah. Oleh karena itu, orang yang selamat bukanlah orang yang (merasa) mulia dan berharga, melainkan orang yang diampuni-Nya. Kare itulah Allah menyeru kita dengan seruan untuk meraih ampunan-Nya. Allah berfirman (terjemahan):
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertakwa” (QA.3:133).
Demikianlah seruan Allah untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu bersegera menuju ampunan. Kata ‘bersegera’ pada ayat ini menunjukkan ‘kepastian’ sebagaimana pada frasa ‘segera berangkat’, ‘segera dibuka, ‘segera datang’, dan sebagainya.
Bagi orang yang belum mencapai derajat takwa, Allah menyerunya dengan kata yang berbeda. Mari kita cermati ayat (terjemahan) berikut ini!
“Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surge yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itual karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QA.57:21).
Demikianlah serua Allah kepada orang yang belum mencapai derajat takwa, yaitu “berlomba-lomba”. Dalam perlombaan, mungkin ada yang dapat da nada yang tidak. Demikianlah pula orang yang belum mencapai derajat takwa, bisa jadi maju secara berkelanjutan, bisa juga mundur teratur atau bahkan keluar dari iamn.
Dengan kedudukan sebagai pihak yang memperoleh ampunan, maka tidak ada seorang pun manusia yang memiliki status sebagai penerima upah atas amal-amalnya berupa surge, itu karena rahmat Allah yang dengan rahmat-Nya itu Dia mengampuni hamba-Nya.
Bagaimana mungkin seseorang berhak mendapatkan upah atas amal salehnya, sedangkan untuk membayar sebagian kecil nikmat Allah saja, tidaklah cukup. Jika seseorang mau berhitung kepada Allah, maka jika seluruh amalnya ditimbang lalu dibandingka dengan timbangan nikmatnya memiliki sebelah mata, maka nikamt sebelah mata itu masih jauh lebih berat. Belum lagi mata yang sebelahnya, mulut, hidung, telinga, dan seterusnya.
Atas dasar itu, kita bisa menyatakan bahwa betapa agungnya seruan Allah yang menyeru untuk bersegera kepada ampunan-Nya bagi orang-orang bertakwa. Demikian pula betapa agungnya serua Allah untuk berlomba-lomba menuju ampunan-Nya kepada orang-orang yang belum mencapai derajat takwa.
Cipayung, 11 Desember 2020
Bacaan:
Diambil dari berbagai sumber
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hope to be better... Ulasan yang bermanfaat. Sehat dan sukses selalu tuk bapak.
Terima kasih, Bunda. Salam literasi
Alhamdulillah. Terima kasih admin yang sudah menyetujui tulisan ini. Semoga bermanfaat!
Tulisan bapak itu bergizi tinggi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu buat pak Dede Saroni, M.Pd
Terima kasih, Pak. Salam literasi
Tq sudah mengingatkan pak
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Trims pencerahannya pak
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Tulisan yg bagus. Mengingatkan diri saya. Terima kasih Pak Dede.
Terima kasih, Bunda. Salam literasi
Mantap Pak.. terima kasih sudah berbagi tulisan yang mencerahkan ini. semangat sellau. Barakallahu fiik
Sama-sama, Pak. Salam literasi
makasih ilmunya Pak, sukses selau
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
luar biasa.....Barakallah...terimakasih Pak ...tulisan ini sebagai pengingat diri,,,salam sukses selalu
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Mantab sekali pencerahannya pak,dangat bermanfaat.terima kasih sudah berbagi.
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Hanya Taqwalah yang bisa menolong kita di kehidupan kemudian. Mantap Bapak. Salam penuh iman
Betul, Bunda. Itu kata kuncinya. Terima kasih. Salam literasi
Maa Syaa Allah... Mantap, Pak. Semoga sukses selalu.
Aamiin. Terima kasih, Bunda
Keren ulasannya semoga sukses selalu buat Bapak Dede Saroni
Aamiin. Terima kasih, Pak.
Terima kasih atas penjelasannya keren banget Pak sukses selalu ya Pak
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Terimakasih pencerahannya, Pak. Sehat dan sukses selalu...
Aamiin. Terima kasih, Bunda.
Semoga kita orang yg berlomba-lomba menuju ampunan-Nya .Manrap pak
Aamiin. Terima kasih, Bunda
Tulisan penuh makna dan mencerahkan pak, salam literasi dan salam silaturahmi
Terima kasih, Bunda. Salam literasi
Mari beromba-lomba menuju ampunan Nya. Keren Pak sukses selalu....
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Terima kasih sudah berbagi dan memberikan pencerahan kepada kita semua. Sukses selalu Bapak.
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Tulisan yang mencerahkan Pak. Salam sukses selalu
Terima kasih, Bunda. Salam literasi
Terima kasih ilmunya, semoga bermanfaat, salam literasi.
Aamiin. Terima kasih, Bunda
Sangat edukatif. Zuper Pak Dede.
Terima kasih, Bunda. Salam literasi
Terima kasih telah berbagi ilmu Pak. Salam sukses selalu.
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Terimakasih bapak, sehat dan sukses selalu ya pak...
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Masyaallah,,, keren Pak terimakasih remindernya
Sama-sama, Bunda
Tulisan yang menginspirasi Pak. Terima kasih atas pencerahannya. Semoga sehat dan sukses selalu
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Mantap Pak. Sudah mengingatkan. Sukses selalu ya. Salam.
Terima kasih, Bunda. Salam literasi
Keren kolomnya Pak Dede
Terima kasih, Pak kepsek. Salam literasi
Ma sya Allah, tulisan sekaligus pengingat untuk saya untuk terus bersegera dalam minta ampunan Allah.
Terima kasih, Bunda. Salam literasi
Ma sya Allah, tulisan sekaligus pengingat untuk saya untuk terus bersegera dalam minta ampunan Allah.
Terima kasih, Bunda.
Allah Maha Pengampun, Maha Kasih Maha Sayang, Maha Atas Segalanya. Terima kasih tausiyah Pak Dede. Sukses selalu dan diridhai Allah
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Terima kasih untuk ulasannnya yang begitu luar biasa, Pak Dede. Sukses selalu untuk Pak Dede.
Sama-sama, Bunda. Aamiin.
Terima kasih pencerahannya Pak Dede.
Sama-sama, Bunda. Salam literasi
Alhamdulillah..terima kasih remindernya Pak Dede..salam sukses dan salam literasi
Sama-sama, Pak. Salam literasi
Alhamdulillah, ulasan yang baik dan bermanfaat.banyak ilmu yang saya dapat ketika membaca tulisan bapak.
Alhamdulillah. Terima kasih, Bunda. Salam literasi
luar biasa.....Barakallah...terimakasih Pak ...tulisan ini sebagai pengingat diri,,,salam santun
Sama-sama, Bunda. Salam literasi