Alelopati pada Rimpang Temulawak
Alelopati pada Rimpang Temulawak
Oleh : Dewi Muasyaroh
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan jenis rimpang tanaman yang memiliki umur 9-12 bulan. Rimpang temulawak mengandung metabolit sekunder. Metabolit sekunder dapat memicu sifat alelopati, yaitu sifat toksik tanaman yang negatif berdampak pada tanaman lain. Sifat alelopati ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk herbisida alami (bioherbicide). Penggunaan bioherbicide ini harus mempertimbangkan ramah lingkungan dalam menekan pertumbuhan gulma.
Hasil skrining menunjukkan adanya metabolit sekunder di rimpang temulawak, yaitu fenol, terpenoid, flavonoid, saponin, alkaloid dan tanin. Oleh karena itu, rimpang ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bioherbisida. Penggunaan bioherbisida untuk mengendalikan gulma harus memper-hatikan dosis dan konsentrasi. Konsentrasi yang tepat diharapkan secara signifikan dapat menekan pertumbuhan gulma, tapi tidak menghambat pertumbuhan tanaman.
Pada prinsipnya, gulma adalah tumbuhan yang keberadaannya di lahan pertanian tidak diinginkan karena dapat menurunkan hasil tanaman budidaya. Gulma diantara tanaman kedelai dapat menurunkan hasil 20% hingga 80%, t ergantung jenis gulma, populasi gulma, dan saat terjadinya gangguan gulma. Gulma mempengaruhi pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman melalui beberapa cara, yaitu:
1. Bersaing dalam mendapatkan air, hara, ruang tumbuh, CO₂ dan cahaya.
2. Mengeluarkan racun (alelopati) yang menghambat pertumbuhan tanaman.
3. Sebagai inang hama dan penyakit.
4. Bersifat parasit, contoh striga yang merugikan sorgum.
5. Mengurangi efisiensi penggunaan lahan, pupuk, dan air.
Gulma dikelompokkan menjadi tiga golongan besar, yaitu: teki-tekian, rumput- rumputan, dan gulma berdaun lebar. Ketiga kelompok gulma tersebut memiliki karakteristik yang berbeda sehingga pengendaliannya memerlukan penanganan yang berbeda. Ciri-ciri gulma yang dianggap penting karena berpotensi menyebabkan kerugian cukup besar adalah:
1. Pertumbuhan vegetatif cepat.
2. Daya adaptasi tinggi meskipun pada lingkungan yang kurang mendukung.
3. Perbanyakan vegetatif cepat dan produksi biji melimpah.
4. Masa dormansi biji, umbi, dan rimpang cukup lama dan sulit dikendalikan.
5. Memiliki daya saing tinggi meskipun pada populasi rendah.
6. Kanopi mempunyai kelindungan yang luas.
Gulma Teki-tekian
Kelompok ini umumnya termasuk famili Cyperacea, mempunyai daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang (stolon) di dalam tanah yang mampu bertahan hidup pada cekaman lingkungan yang berat. Gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C-4 yang sangat efisien sehingga pertumbuhannya cepat. Contoh: Teki ladang (Cyperus rotundus).
Tingkat persaingan gulma dengan kedelai tergantung pada jenis, populasi, kelindungan, daya jelajah akar, dan saat terjadinya persaingan. Tingkat persaingan semakin tinggi bila ketersediaan air, hara, dan cahaya dalam jumlah terbatas dan dibutuhkan dalam waktu yang bersamaan. Kemampuan gulma dalam menurunkan hasil tanaman erat kaitannya dengan kemampuan gulma dalam memanfaatkan/menyerap hara, air, dan cahaya.
Waktu aplikasi herbisida
1. Pratanam (preplanting): Larutan disemprotkan pada gulma yang sedang tumbuh sebelum tanam. Contoh herbisida yang berbahan aktif Glyphosat dan ECPT.
2. Pratumbuh (preemergence): Larutan disemprotkan pada gulma yang telah t umbuh bersama tanaman berkecambah. Contoh herbisida yang berbahan aktif Nitralin.
3. Pasca tumbuh (postemergence): Larutan disemprotkan pada gulma yang telah tumbuh bersama tanaman budi daya, dalam hal ini harus digunakan jenis herbisida yang selektif. Contoh herbisida yang berbahan aktif Propanil, MCPA.
Tempat pemberian herbisida
1. Melalui daun: Larutan herbisida disemprotkan langsung ke daun gulma. ontoh herbisida yang berbahan aktif Glyphosate.
2. Melalui tanah: Herbisida dapat berbentuk cairan atau butiran. Cara ini dilakukan untuk mencegah tumbuhnya biji, rhizoma, dan stolon gulma. Contoh herbisida yang berbahan aktif Alaclor, karbomat, dan tiokarbom.
Menurut Tjitrosoedirdjo et al. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian gulma secara terpadu adalah:
Perpaduan antar faktor-faktor yang dipadukan dapat mencirikan masalah gulma yang dihadapi secara tepat dan menyeluruh. Pemilihan cara-cara pengendalian harus tepat. Pemilihan bahan, peralatan yang digunakan, dan pelaksanaan harus tepat Pelaksanaan pengendalian dalam jangka panjang dapat memberikan hasil lebih baik, dan secara ekonomi maupun ekologi dapat dipertanggungjawabkan.Contoh komponen teknologi yang dipadukan adalah sebagai berikut:
Penyiapan/pengolahan tanah yang baik. Pengaturan air irigasi yang dapat mencegah biji gulma berkecambah, atau rimpang dan ubi gulma bertunas. Penggunaan alat penyiang mekanis, seperti landak, sehingga gulma mati terberantas dan tanah menjadi gembur. Namun gulma yang tumbuh dekat tanaman harus dicabut dengan tangan. Penggunaan herbisida pratumbuh dan pascatumbuh sesuai gulma sasaran yang dapat menekan infestasi gulma. Jadi apabila menggunakan herbisida pratumbuh, penyiangan ringan juga masih diperlukan untuk mematikan gulma yang tidak terberantas, serta untuk menggemburkan tanah dan sekaligus untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman.Kombinasi dari beberapa komponen teknologi pengendalian gulma yang s inergis, kompatibel dan tidak saling bertentangan akan dapat mengendalikan gulma lebih efektif dan efisien.
Ekstrak rimpang Temulawak dengan konsentrasi 60% secara signifikan menghambat perkecambahan benih kedelai. Pada konsentrasi 20%, temulawak ekstrak rimpang dapat menekan pertumbuhan umbi-tunas dari teki ungu. Pada konsentrasi 60%, temulawak ekstrak rimpang mengakibatkan umbi-tunas rumput teki tidak bisa tumbuh. Ekstrak rimpang Temulawak dengan konsentrasi 60% secara signifikan menekan pertumbuhan rumput teki (Cyperus rotundus).
Semoga bermanfaat
Kamis, 15 April 2021
Jombang
#TantanganHarike5
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar