Eko Prasetyo

Eko Prasetyo, pemimpin redaksi MediaGuru dan penjaga gawang Majalah Literasi Indonesia. Dia menyelesaikan pendidikan S-1 Sastra Indonesia Unesa dan S-2 Ilm...

Selengkapnya
Navigasi Web
BIG BAD WOLF

BIG BAD WOLF

Dongeng Gadis Kerudung Merah (Little Red Riding Hood) sudah ada sejak abad ke-17 (tahun 1697). Data sejarah menyebut itu baru kisah oral alias dari mulut ke mulut secara lisan. Versi ceritanya dibuat lebih halus pada 1927. Asalnya dari Prancis.

Di dongeng itulah ada cerita serigala besar yang jelek dan ingin memangsa si gadis kerudung merah. Big bad wolf.

Nama inilah yang kemudian menginspirasi Andrew Yap untuk membuat event buku murah di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 2006. Tak sendiri, dia mendapat dukungan istrinya, Jacqueline Ng. Nama event-nya waktu itu Book Xces.

Awalnya Yap hanya ingin membuktikan apakah benar minat baca orang Melayu di Malaysia itu minim. Ternyata setelah berjalan beberapa waktu, yang paling banyak hadir justru pembeli dari kalangan Melayu.

Pada 2009, event itu berubah nama menjadi Big Bad Wolf. Sudah paten dijadikan nama perusahaannya.

Di Indonesia, acara Big Bad Wolf sangat ditunggu-tunggu di berbagai kota besar. Terutama sebelum adanya pandemi. Misalnya di Jakarta, Jogja, Surabaya, Bandung, Medan, dan lain-lainnya.

Saya sendiri termasuk penggemar berat gelaran tahunan tersebut. Ketika Big Bad Wolf dihelat kembali di JX International, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, saya langsung nyanggong ke sana.

Di sini memang gudangnya buku impor murah.

Saya membeli buku karya Lang Leav (dicap sebagai international bestselling author) yang banderol bukunya USD 22,99 di Kanada. Jika memakai kurs rupiah Rp14.500, harganya kurang lebih Rp333.500. Di Big Bad Wolf, harganya mendapat potongan.

Saya juga ke rak buku-buku sejarah impor. Yang saya buru adalah buku-buku tentang Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Kalau dilihat sekilas, harganya memang mahal (di atas Rp 90 ribuan). Tapi, jika kita perhatikan banderol harga aslinya di sampul belakang buku tersebut (dalam bentuk dolar AS), maka ketahuan bahwa sebenarnya harganya telah didiskon.

Terkait Big Bad Wolf ini, saya punya kenangan saat kali pertama menghadiri event ini. Sudah lama terjadi. Lama sekali. Waktu itu rasanya saya ingin mbrebes mili. Pertama, bukunya rata-rata bahasa Inggris semua dan saya tidak bisa berbahasa Inggris. Kedua, saya sulit mencari buku obral seharga Rp 5 ribuan atau Rp 10 ribuan di situ. Hiks...

Castralonanata, 16 Juli 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

17 Jul
Balas



search

New Post