Eko Prasetyo

Eko Prasetyo, pemimpin redaksi MediaGuru dan penjaga gawang Majalah Literasi Indonesia. Dia menyelesaikan pendidikan S-1 Sastra Indonesia Unesa dan S-2 Ilm...

Selengkapnya
Navigasi Web

PAWANG HUJAN NGIBUL?

Bagaimana ilmu pengetahuan dan logika akal sehat itu berperan penting? Salah satunya, menurut saya, adalah menghindarkan kita dari tindakan penipuan. Itulah esensi pentingnya berilmu.

Seorang pawang hujan yang riil (bukan modal aksi tipu-tipu) berpedoman pada penguasaan ilmu tentang cuaca. Ia akan mempelajari kondisi udara, kelembapannya, keadaan geografis, dan struktur pendukung lainnya.

Ia juga akan mengatakan bahwa hujan itu TIDAK BISA DIHILANGKAN. Sebab, pada dasarnya hujan merupakan berkah dari Sang Mahakuasa.

Jadi, jika ada pawang hujan mengatakan bisa menghilangkan hujan, jelas hal ini bisa disebut sebagai penipuan. Mustahil.

Bagaimana jika ada pawang hujan terkenal yang diundang ke event internasional beraksi dengan menggunakan singing bowl lalu hujannya berhenti? Itu murni keberuntungan belaka. Ada unsur gambling-nya.

Setidaknya inilah yang saya rangkum saat menonton wawancara pesulap merah dengan seorang pawang hujan betulan, bukan pawang hujan abal-abal yang lebih bangga disebut paranormal. Keren habis, semua diskusinya berbau ilmu dan sains.

***

Sekarang saya bicara dalam konteks lain yang masih satu frame.

Saya didapuk mengisi kelas menulis cerpen di MediaGuru.

Menulis cerpen tidak bisa sulapan. Harus ada prosesnya. Yaitu membaca cerpen yang baik dan bermutu. Kalau ada yang mengatakan bahwa setiap orang bisa nulis cerpen dengan cara hipnosis, jelas itu omong kosong. Nol besar bohongnya.

Maka, saya mewajibkan setiap peserta memburu, memiliki, dan membaca sebuah buku cerpen. Saya merekomendasikan buku Lampor, Kumpulan Cerpen Terbaik Kompas 1994.

Tujuannya satu: para peserta tahu bagaimana mengemas cerita lewat inspirasi sosial di sekitarnya dengan bahasa sastra.

Kalau ada yang sukses, itu karena mereka berhasil membaca dengan baik dan mengaplikasikannya secara baik pula. Jika ada yang belum berhasil, hanya dibutuhkan sedikit perjuangan dan tidak putus asa. Sama halnya ketika saya mengkritik seorang penulis habis-habisan. Itu bukan karena saya tidak suka, melainkan menunjukkan bagaimana seorang penulis itu ditempa dalam kondisi apa pun, termasuk situasi yang kurang menyenangkan. Itu akan jadi contoh buat yang lainnya. Supaya menjadi lebih tangguh.

Kalau Pesulap Merah punya banyak trik untuk membongkar kebohongan dukun yang mengaku bisa melakukan hal gaib, saya punya buku yang membongkar trik nggedabrus (public speaking) dalam tulisan. Misalnya: judul dan isi tulisan masih berkaitan, namun ending-nya malah jualan buku. Ya, seperti tulisan ini.

Castralokananta, 6 Agustus 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post