(222) Pemenang Arisan
Sudah beberapa tahun ini guru karyawan di sekolahku mengadakan arisan. Uangnya lumayan untuk menambah tabungan. Apalagi biasanya habis kocokan kami makan bersama. Tiap orang membawa lauk sesuai pembagian. Walau sederhana namun menambah rasa kekeluargaan. Bendahara sekolah tidak mau memegang hingga akhirnya aku yang diminta mengurusnya.
Hari ini kocokan arisan yang dinanti. Aku merasa gugup sejak pagi. Ada sesuatu yang mengganggu pikiranku. Aku mencoba menutupi dengan membereskan makanan yang tersaji. Akhirnya arisan dibuka. Hatiku lega, semua sesuai rencana.
Sepulang sekolah aku menghempaskan diri di kasur. Penat rasanya badan dan pikiranku. Tampak Arif, anak bungsuku, asik dengan sesuatu. Tiba-tiba Arif bertanya, “Ma, kok tulisan di kertasnya sama?”. Aku langsung terduduk. Ternyata Arif sedang membuka gelas arisan. Tampak kertas dan sedotan berserakan. Aku segera membereskan kertas yang terurai. Sambil terbata aku memberi alasan kalau itu kertas yang salah. Dalam hati aku meminta maaf pada teman-teman sekolah. Aku terpaksa menjadikan Bu Risa yang mendapat arisan. Kemarin malam dia datang ke rumah, minta namanya yang keluar. Dia sedang butuh uang untuk berobat suami dan biaya sekolah anaknya. Kalau bilang terus terang, takut jadi omongan. Aku menghela napas. Semoga tak ada yang seperti ini lagi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
sebuah delima ya bu, mungkin kalau dibicarakan bersama semuag akan membantu, tetap semangat, keren kisahnya
Keren triknya teh.. Tapi para pembaca jangan coba2 di tempatnya masing2 ya.. Tapi serius dilakukan.. Masa coba2,, hahaha.. Sukses selalu
Kalau saja saya ikut arisan dan berharap nomornya keluar, pasti Ibu susah milih siapa yang mau dibantu, hehe., Atau dibuat separoh-separoh nomornya?
Kalau ada teman sekolah yang baca tulisan ini, jadi terbuka dong rahasianya.
Alhamdulillah Berokallah Bu Ernasari, karya yang luar biasa, sehat dan bahagia selalu
Yach... bohong unruk menolong. Dilematis
Dilema, keren bunda kisahnya
Kisah yang inspiratif bunda. Luar biasa
Keren pentigrafnya Bu. Sukses selalu untuk Ibu
Pentigraf yang keren bunda
Beeegh.... namanya bermain curang nih Bunda, lain kali jangan diulangi lagi ya ...he hr he..
Waduuh..ada aja,.gimana nih hukumnya, tapi demi menolong teman yang butuh juga demi persahabatan. Serba salah nih..kocak pol
Goresan karya menyaji kehidupan nyata. Suatu keputusan selalu mempertentangkan pikiran dengan rasa. Keren pentigrafnya.
Waduhhh..kasihan jg ya. Etapi idenya cemerlang say. He he...
Haha.... saya juga pernah Bu Erna. Di arisan keluarga,
He .he..keren...tapi kami yang baca kan jadi tahu? Hati-hati ya bun siapa tahu salah satu dari kami membuka rahasia Ibu...hi..hi..
Keren triknya. Bagaimana caranya kalau yang dapat arisan harus ada dua atau tiga orang? Salam literasi.
Bundaaaa... Maafkan saya, lamaaaaaaaaaaa tak mengunjungi Bunda. Sungguh saya minta maaf. Kalau saya sudah selesai PPG pasti saya tak kan absen mengunjungi Bunda. Doakan saya lulus ya Bun. Hiksss... Sayang Bunda selaluuu
Santai aja, Bun. Sy th repotnya PPG Ahaha.... Smg selalu sehat, dilancarkan semuanya, happy selalu. Semangat terus yaaaa. Peluk hangaaat
Amiin Bunda Erna, menolong tetapi dalam posisi tidak nyaman hati. Salam sehat dan bahagia sellau.
Niatnya untuk menolong, tapi caranya yang salah. Keren ulasannya. Salam sehat dan sukses selalu.