Fitria Nur R

Kepala Sekolah SMP IT AL HANIF Cianjur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menemukan Rasa di ToT SEA-CEP (SEAQIS)

Menemukan Rasa di ToT SEA-CEP (SEAQIS)

#istifadah pagi

Acknowledging that climate change is a common concern of humankind, Parties should, when taking action to address climate change, respect, promote and consider their respective obligations on human rights, the right to health, the rights of indigenous peoples, local communities, migrants, children, persons with disabilities and people in vulnerable situations and the right to development, as well as gender equality, empowerment of women and intergenerational equity”.

Paris Agreement, 2015

Ada hal yang menggetarkan dan membuat bergemuruh dada ini. Betapa narasumber ketiga dari kegiatan Training of Trainer (ToT) Climate Agent of Change bagi Guru untuk Southeast Asia Climate Change Programme (SEA-CEP) berikan rasa yang berbeda. Sosok lelaki berkursi roda dengan kacamata indahnya membuat kami takjub. Dengan segala keterbatasannya beliau suguhkan keyakinan bahwa siapapun bisa, kapanpun bisa, dan dalam keadaan apapun bisa melakukan hal kecil sesuai kapasitas yang dimiliki.

Tiga jam tangan ini berkeringat dingin, gemetar, dan tak ingin mengedipkan mata melihat pemaparannya. Gaya penyampaian materi dari seorang President of DILANS Indonesia ini mampu menghipnotis kami semua. Materi krisis iklim tentang isu, mitigasi dan adaptasi yang disuguhkan menyadarkan kami bahwa sekecil apapun pergerakan bisa dihadirkan karena kesaadaran diri.

Berbicara perubahan iklim, maka akan tersadarkan bahwa aktor dibalik perubahan itu sendiri adalah manusia dengan segala aktivitasnya. Kebutuhan dan gaya hidup menjadi hal yang memicu dan memacu perubahan iklim secara nyata. Emisi dan energi memiliki peranan penting dalam perubahan iklim. Suhu panas yang dirasakan saat ini bisa jadi, ada peran kita selaku khalifah di muka bumi yang tidak ramah terhadap lingkungan, keadaan, dan semesta.

Perputaran kegiatan ekonomi yang dibutuhkan untuk menjalani aktivitas kehidupan tidak terlepas dari populasi dan segala aktivitasnya. Perubahan iklim adalah teguran Tuhan atas perilaku manusia yang kurang bijak menggunakan sumber daya alam dan pemanfaatannya.

Kerakusan yang meruah, keinginan yang membuncah menjadikan lupa dan abai pada pelestarian lingkungan yang menjadi naungan kehidupan kita. Betapa langkah kecil bisa menjadi besar jika tersuguhkan sinergi antara ekosistem yang ada. Manusia dengan segala keinginannya bisa meredam keadaan jika memahami pentingnya arti lingkungan dan segala keberadaannya.

Pun demikian apapun yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi perubahan iklim harus dihadirkan dari kesadaran diri. Memulai dari diri sendiri, mengawali dari yang kecil, bergerak, tergerak dan menggerakan sesuai kapasitan, peran dan fungsinya masing-masing.

Isu lingkungan yang global ini adalah bagaian dari masalah besar yang tidak bisa dipecahkan sendirian. Tentunya kebijakan pemerintah dan peran aktif pemangku kebijakan dan kepentinganlah yang mampu mengubah tatanan kehidupan. Sehebat apapun para aktivis lingkungan menyuarakan gereget dan mimpinya untuk memulihkan keadaan tanpa didukung oleh telunjuk sakti para pemangku kebijakan, tidaklah semudah membalikan telapak tangan.

Tata kelola lingkungan telah memiliki porsinya dalam kelembagaan yang berfokus pada isu lingkungan. Tentunya sehebat apapun lembaganya, sekonsen apapun pergerakannya tanpa dibarengi dengan kesadaran populasi untuk mengurangi emisi tidak akan berjalan dengan baik. Pun demikian dengan penggunakan sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan, mengurangi kegiatan transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil, penghijauan di sekitar pekarangan rumah adalah bagian kecil yang berakibat besar untuk mengurangi perubahan iklim tersebut.

Banyak hal yang bisa didiskusikan dan dibincangkan untuk menghadapi isu lingkungan yang global ini. Tentunya pencegahan dan reaksi atas apa yang terjadi jika dikelola secara bijak maka akan menghasilkan fungsi khalifah secara nyata. Manusia sebagai pengisi semesta, penjaga, dan pelestari akan berfikir dan berkehendak sesuai dengan kesadaran dan keilmuan yang dimilikinya.

Hal baru dalam sesi ini adalah Pengenalan Simulasi Aksi berdasarkan En-ROADS (Energy-Rapid Overview and Decision-Support). Simulasi ini menyadarkan bagaimana indikator penting dalam perubahan iklim bisa menjadi solusi terbaik jika kita memahami penggunaannya. Unsur biotik dan abiotik menjadi hal yang tidak bisa terpisahkan. Banyak cara untuk menyadarkan dan mempromosikan isu lingkungan kepada khalayak. Hal yang menarik porhatian manakala aksi nyata melalui simulasi ini mampu hadirkan rasa untuk menjadi agen perubahan bagi semesta yang kita cintai.

Hal baru lainnya yang menggetarkan manakala narasumber menyatakan tentang Perjanjian Paris Tahun 2015. Betapa pemangku kebijakan dan kepentingan hendaknya tidak lupa terhadap perjanjian yang dituliskan.

Acknowledging that climate change is a common concern of humankind, Parties should, when taking action to address climate change, respect, promote and consider their respective obligations on human rights, the right to health, the rights of indigenous peoples, local communities, migrants, children, persons with disabilities and people in vulnerable situations and the right to development, as well as gender equality, empowerment of women and intergenerational equity”. Paris Agreement, 2015

Isu lingkungan dengan segala dampaknya menyadarkan kami untuk melakukan pergerakan walaupun kecil. Menyadarkan diri betapa pentingnya lingkungan untuk kehidupan. Bijak dalam menggunakan sumber daya alam, semangat dalam menjaga dan melestarikannya. Mengokohkan tekad untuk menjadi agen perubahan dan berusaha menjadi influencer bagi lingkungan terdekat.

Selaku pengawas,  kepala sekolah, dan guru, maka kami akan berusaha menebarkan kebermanfaatan dan menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitar diantara rekan sejawat, para murid, dan seluruh warga sekolah yang membersamai. Kami yakini, langkah kecil dalam memberikan pendidikan dan penguatan karakter mengenai lingkungan, secara perlahan mereka bisa menjadi duta lingkungan di sekitar rumahnya sendiri. Tentunya ibda binnafsi dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal terkecil dan dimulai dari sekarang menjadi kesungguhan kami untuk berikan yang terbaik bagi kehidupan.

Sinergi yang indah akan meruahkan berkah dengan menyuguhkan kolaborasi yang meriah. Iya, kolaborasi semua sektor sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Semoga langkah kecil ini bisa berikan kontribusi besar dalam menjaga lingkungan dan mengembalikan khittah bahwa kami adalah khalifah di muka bumi.

Terima kasih Bapak Farhan Helmy, pemaparanmu menyadarkan kami dan mengingatkan kami tentang kisah antara cicak, katak, Nabi Ibrahim dan Raja Namrud serta api yang membakarnya. Betapa cicak berusaha sekuat tenaga meniupkan api agar Ibrahim terbakar demi menunjukan dirinya pro terhadap Raja Namrud. Pun demikian, katak dengan segala kemampuannya berusaha memercikan air demi membantu memadamkan api.

Berkaca dari kisah itu meyakinkan diri bahwa Allah akan menghargai usaha baik kita dalam membantu melawan kedzaliman meskipun usaha kita tidak signifikan dan tak ada artinya karena kita bukan siapa-siapa. Betapa api besar yang meliputi Nabi ibrahim dan betapa sedikitnya air yang dibawa oleh katak sehingga tidak berpengaruh sedikitpun untuk memadamkannya. Namun lihat bagaimana agama ini memberikan penghargaan kepada sang katak.

Pun demikian sehebat apapun cicak meniupkan api agar semakin menyala, takkan mampu mengobarkan nyalanya dengan tiupan kecilnya. Namun berdasarkan perbuatannya, beberapa hadist menyarankan untuk membunuhnya.

Betapa hal kecil mampu menyimpan nama dalam keabadian dan tersematkan. Begitupun dengan kami saat ini, semoga langkah kecil yang kami lakukan mampu berikan kontribusi nyata demi perubahan. Semoga Allah mudahkan dan berkahi langkah kami. Izinkan kami mengabdi untuk negeri dengan cara kami.

Bandung, 19 Mei 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah karya yang luar biasa Bu Fitria, lanjutkan berbagi Barokallah

19 May
Balas

Mantap bu kegiatan penuh inpirasi untuk selalu bermanfaat bagi orang lain

19 May
Balas



search

New Post