Teror
Teror (Nekat 1)
Sesekali kutatap tajam matanya yang seolah tak sengaja melihatku itu. Meski aku tak tahu dia sengaja melakukannya. Tak ingin aku melakukannya, hanya sebagai bentuk isyarat dan peringatan untuknya.
Kalau dia berani nekat mendekatiku, aku pun berani nekat mempermalukannya. Huh! Nalarku seperti sudah tak berkompromi lagi. Ya, aku pun menjadi nekat.
Mungkinkah dia sudah mencari info ke sana ke mari tentang keberadaan kami sebelumnya? Kalau tidak, bagaimana mungkin peristiwa berurutan waktu menjadi teror beberapa hari ini untukku?
Ataukah ini peringatan Tuhan untukku? Benar, aku sering mendidik dan meminta anak-anakku berlaku penuh kasih pada siapa pun. Sementara aku sendiri penuh kebencian pada suamiku, bapak dari anak-anakku.
Tapi, lumrah kulakukan itu. Perbuatannya padaku, pada anak-anakku, sungguh tak bisa kulupakan. Bahkan aku tak ingin memaafkannya. Munafikkah aku? Oh, nyeri rasa hati hanya dengan mengingatnya saja.
Di satu sisi kubaca, kurenungkan, dan selalu ingin kulakukan perintah Tuhan. Mengasihi sesama, mengampuni kesalahan orang lain. Tapi di sisi lain godaan untuk menolak laki-laki itu begitu besar. Jangankan mengasihi dan mengampuni, melupakan kesalahannya saja terasa begitu sulit.
"Bu, Ibu kenal dengan laki-laki yang melihat kita terus itu?" Tanya Tino tiba-tiba.
"Sepertinya pernah lihat, Mas. Cuma ada rasa tak senang Ibu saat melihatnya." Jawabku, tentu saja berdusta.
"Tino perhatikan dari sejak kita menyeberang tadi, dia menatap kita terus," kata Tino lirih. "Tapi kalau Tino ganti tatap dia, eh ... dia pura-pura nggak lihat!" Ada nada kesal dalam ucapannya.
Rupanya Tino mulai curiga. Dari ucapannya nampak dia tak mengenali siapa lelaki itu. Maklumlah lebih dari 20 tahun dia terpisah dengan bapaknya. Sebelumnya pun seperti tak ada ikatan batin. Tak heran bila hatinya tak tersentuh sinyal sedikit pun dari bapaknya.
Bersambung ....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tbh seru
Tx Mom
Bakalan seru nih.. Apakah akan muncul suasana romantis seperti Romi dan Julia (bukan Romeo dan Juliet),, hehehe.. Lanjuuut. Sukses selalu
Wakakakk...Rom n Jeri mas Hans...
Karena lukanya sanga dalam hingga susah memaafkan. Hehe.... Keren, Oma.
Btl say...he he. Tx hadirnya
Makin keren kisahnya Bu Siska, lanjutkan
Trmksh p Haji sht sllu
Berpisah terlalu lama bisa jadi lupa. Kisahnya mengaduk.hatiku. keren.
Bgtlah dik brow. Mk jgn pisah lama2 sm aku ya?
Owalah pak pak, semoga ada jalan keluarnya mungkinkah... Essip oma cantik... Semoga sehat dan bahagia selalu...
He he ..trmksh say hadirnya. Sht sllu
Mantap surantap oma.Salam sehat dan sukses selalu. Selamat berakhir pekan bersama keluarga tercinta.
Trmksh p Dhe. Sht sukses jg unt O Dhe sklga
Selamat sore Oma Fransiska Fajar Tri Hartini. Semoga sehat dan sukses selalu
Slmt sr anakku ganteng. Trmksh hadirnya sht sllu nang
Keren bu can
Trmksh bunda Sofia
Mantap, karakter munafik dan double personality tapi juga jujur pada diri sendiri dikisahkan apik dalam cerita ini. Salut pada penulisnya.
Kasihan sampai putus ikatan batin antara anak sama bapaknya. Kisah yang semakin menarik Bunda Siska, semoga sehat selalu
Pengalaman batin yang luar biasa, kos segitunya ya. Sampai anaknya tidak mengenalinya. Makin menarik kisahnya, lanjut Bu Siska
Bgtlah p gr. Krn dia pergi wkt anaknya msh kcl & tak pernah berkabar
Pertalian Batin tidak bisa dibohongi ya Oma. Lanjut Sukses selalu
Btl bgt bunda. Trmksh hadirnya
Kisah menarik Bunda. lanjut. Salam sukses selalu
Mantap kisahnya. Lanjut
Trmksh bunda
Waah,,rupanay anak-anank juga sudah mulai curiga, apakaibu harus berkata yang sejujurnya? Ditunggu lanjutan ceritanya Bunda Sisca, pasti akan semakin menarik. Salam sehat dan bahagia selalu
Bgtlah bunda. Trmksh hadirnya
Keren Oma bikin penasaran lanjutannya. Semoga sehat selalu Oma.
Trmksh bunda sht sllu