Terapi sujud, meditasi dan silent prayer untuk keseimbangan jiwa

Sujud dengan merendahkan posisi kepala sejajar letak tanah membantu otak untuk berfikir dengan dimensi berbeda. Ketika posisi kepala manusia berada pada titik tertinggi atau posisi berdiri maka otak manusia berfikir dengan dimensi aku. Aku mampu, aku bisa, aku superior dan aku pandai.

Dengan berfikir bahwa mereka mampu maka otak akan cenderung ceroboh dalam memikirkan langkah penyelesaian atas soal soal yang sedang dihadapi. Sedangkan kecerobohan yang dilakukan dalam memikirkan alternatif jawaban membuat siswa merasa cepat puas, malas berfikir ulang, dan berfikir bahwa jawaban yang mereka pilih pasti benar. Hal tesebut menyebabkan meningkatnya potensi kesalahan dari kemalasan dan ketidaktelitian dalam berpikir.

Sebaliknya ketika otak manusia diposisikan pada posisi terendah dan sejajar dengan tanah. Otak berfikir dengan kemampuan berfikir logis dan bijaksana. Logis karena merasa tidak ada kemampuan yang lebih Maha Kuasa selain Allah.

Dan manusia hanya memikirkan asumsi jawaban terbenar, mengkreasi pengerjakan langkah langkah dan mendesain karya. Sedangkan berhasil atau tidaknya project penyelesaian permasalahan yang sedang mereka lakukan dalam ujian tersebut Allah yang menentukan semua hasilnya.

Terapi sujud yang dilakukan melatih siswa untuk mengedepankan rasa, pertimbangan sebab akibat dan sisi kemanusiaan dalam berpikir sehingga terjadi keseimbangan cara berfikir dan manajemen hati dalam siap menerima hasil setelah beriktiar dalam mengerjakan soal ujian secara sungguh sungguh.

Sujud membantu siswa mengurangi potensi stres ketika jawaban yang dipilih dalam ujian salah. Langkah pentelesaian menghadapi jalan buntu dan soal soal belum selesai dikerjakan sesuai waktu yang ditentukan.