PENCURI BERSAHAJA

Oleh : Hendri Hidayat

Ketika membuka pintu di pagi yang cerah itu, nyanyian bahagia semangat pagi mengalun di bibir ustadz Amar. Sepeda motor setia, sudah menunggu di teras untuk segera di panaskan, kendaraan yang tidak pernah membantah untuk mengantarkan Ustadz Amar ke madrasah.

Ketika menstarter sepeda motor maticnya, Ustadz Amar dikejutkan oleh seorang ibu yang dengan wajah gusar, matanya teliti dan tajam menatap kiri dan kanan seakan mencari sesuatu yang hilang. Dengan hati-hati sekali ustadz Amar bertanya kepada Sang Ibu, “ Ibu, kelihatannya mencari sesuatu, adakah yang bisa saya bantu? “. Sang Ibu menjawab, “Ya ustadz, adakah lewat pencuri di sini tadi ustadz?, sebentar saja ditinggal , sudah hilang ustadz”, masih dengan wajah kesal dan ibu tadi langsung pergi, dengan menggumam kurang jelas.

Ustadz langsung berangkat ke madrasah, belum beberapa meter sepeda motor ustadz Amar berjalan, terlihat dua ekor kucing dengan manis dan semangatnya menyantap satu ekor ayam dalam sebuah bungkusan plastik yang biasa di bawa ibu-ibu dari pasar. Ustadz sejenak menghentikan sepeda motornya dan sedikit menghubungkan antara ibu yang mencari seorang pencuri dengan dengan dua ekor kucing yang berpesta ayam segar. Tanpa rasa bersalah si kucing melihat bersahaja ke ustadz Amar.