Ibrahim Guntur Nuary

Peraih Penghargaan Golden Generation 2017 dan Wisudawan Berprestasi 2018 yang diselenggarakan oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon, kolumnis diberbagai media massa, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MISI ASMARA
https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fpreviews.123rf.com%2Fimages%

MISI ASMARA

“Bang seblak yah satu jangan pake sambel”

Rina membuntuti dan sembunyi dibalik banyaknya mahasiswa yang berkeliaran keluar menuju gerbang kampus. Ia ragu apa yang dilakukannya, jika tidak dilakukan pikirannya akan selalu terpenuhi tanda tanya yg besar. Sudah seminggu ini ia membuntuti lelaki yang ia tidak kenal namanya. Yang ia tahu dari lelaki itu ialah pada jam 10 pagi pasti membeli seblak dan menghilang dengan cepat dikeramaian mahasiswa yang ingin segera pulang atau ingin mencari tempat tongkrongan. Kali ini dihari rabu ia ingin tahu kemana lelaki itu pergi setelah membeli seblak, ia tak seorang sendiri kali ini membuntuti lelaki itu. Dina sahabat kecil Rina diajaknya untuk melihat gerak-gerik lelaki itu agar tidak kehilangan jejaknya lagi.

“Din, lu liat baik-baik ya tuh cowok jangan sampe keilangan jejak lagi” Pinta Rina serius

“Ngapain sih lu gak jelas gini, mending lu satronin aja langsung ntuh cowok” jawab Dina dengan logat betawinya

“Berisik lu yah, nurut aja sh apa yang gue suruh, gue lg WA dosen dulu nih ijin gak masuk hari ini” sembari menatap layar hpnya

“Ampun gua sama elu, karena cowok doang elu gk masuk kuliah” Dina geleng-geleng kepala

Lelaki itu nampaknya menyudahi membeli seblaknya, lantas langsung berpaling melangkahkan kakinya menuju kosannya. Rina dan Dina langsung mengikuti langkahnya kemana sebenarnya lelaki itu pergi. Walaupun disesaki banyaknya mahasiswa yang lalu lalang, hal tersebut tidak menghalangi Rina dan Dina untuk tetap pada misi mereka. Sebenarnya Dina tidak ingin melakukan hal receh ini, tapi demi sahabatnya, biarlah hal receh ini dilakukannya. Banyak pertanyaan menyesaki isi kepala Dina, mengapa Rina segila ini ingin mengetahui siapa lelaki itu dan tinggal dimana. Mungkin baru kali ini Rina jatuh cinta pada seorang lelaki. Lelaki yang dibuntutinya saat ini memang tidak begitu ganteng dan tidak putih-putih amat.

“Lu sebenernya ada tujuan apa sh begini?” tanya Dina penasaran

“Udah diem dulu dech, sekarang fokus dulu aja” Jawab Rina sedikit kesal

Mereka berdua pun terus membuntuti lelaki itu yang sesekali menoleh kearah mereka karena merasa ada yang aneh. Rina dan Dina mencoba untuk tidak memancing kecurigaan lelaki itu bahwa mereka sedang membuntuti dirinya. Mereka berdua terus membuntuti lelaki itu hingga beberapa menit kemudian lelaki itu mampir ke sebuah warung kecil untuk membeli minuman. Rina dan Dina bersembunyi dibalik tembok warung sebelahnya agar tidak ketahuan. Rina sesekali mengintip apa yang dibeli oleh lelaki itu, ternyata ia membeli minuman yang cukup banyak. Mulai dari susu, minuman rasa-rasa, hingga air mineral.

“Owh iyah Din, gue tau pasti dia lg beli susu dll” bisik Rina sambil melirik ke arah lelaki itu

“Lah elu tau dari mana? Bodo amat ah” tanya Dina acuh

“Dih si kampret mah, yah gue tw aja” jawab Rina biasa

Rina dan Dina menelusuri kembali jejak lelaki misterius itu, menjaga jarak yang cukup jauh agar tidak terlihat dan ketahuan. Ternyata lelaki itu sudah mengetahui keberadaan mereka berdua sejak membeli seblak dan hanya berpura-pura tidak mengetahui bahwa sedang dibuntuti. Sontak saja ia dengan sengaja mengajak Rina dan Dina berputar-putar terlebih dahulu sebelum pulang ke kosannya. Rina dan Dina tidak mengetahui bahwa mereka sedang dikerjain oleh lelaki itu. Dengan semangat juang yang tinggi mereka kurang lebih sudah berjalan satu jam mengikuti lelaki itu.

“Rin bentar dech gue capek nih, ini kok gk nyampe-nyampe yah, rumahnya atau kos-kosannya dimana sih tuh anak?” tanya Dina ngos-ngosan

“Yah mana gue tau, mungkin sebentar lg pasti sampe kok, sabar dulu dong” Jawab Rina membesarkan hati Dina

“Hmmmm....iyah dech demi elu” sahut Dina jutek

Jarum jam pada arloji pink yang dipakai Rina menunjukkan angka lima sore, yang menandakan hari semakin gelap dan mereka masih pada misi yang bisa dikatakan misi nyeleneh. Dina yang sudah kelelahan masih saja menemani Rina yang dengan semangat terus memantau lelaki pujaan hatinya itu. Dengan muka masam Dina menemani sahabatnya itu. Mereka akhirnya menatap kos-kosan pria yang jaraknya dekat sekali dengan kampusnya, melihat kos-kosan yang tidak asing di mata Dina, ia pun menyimpulkan bahwa yang sahabatnya buntuti selama ini adalah Gunawan. Dina pun tersenyum dan tertawa keras pada Rina bahwa yang selama ini yang dibuntutinya adalah teman rumah Dina. Dihadapannya, lelaki itu sedang membuka pintu kos-kosannya lantas berbalik badan dan menghampiri Rina dan Dina. Dengan muka memerah dan malu, Rina bersembunyi dibalik badan Dina.

“Gue udah tau kalian ngikutin gue, nih minum dulu capekkan? mw ngapain emangnya buntutin gue? Ehh elu Din, ngapain disini?” Tanya Gunawan penasaran

“Gue mah nganterin nih anak, seneng sama elu katanya, awwww sakit, elu kok nyubit gue sh” Rina menyubit tangan Dina

“Gue mw ngasih ini aja ke kamu, makasih yah ada nama aku di tulisan kamu” Rina memberikan rubrik koran cerpen pada Gunawan

“Owhh ini, heheheh..maaf yah nyatut namamu gk bilang” jawab Gunawan lembut

“Haduh, si pe’a ngebuntutin Gunawan cuma buat ngasih koran doang, yuk pulang capek nih” Dina menyeret tangan Rina untuk pulang.

Dina yang tidak sabaran lantas menyeret tangan Rina untuk pulang karena hampir maghrib. Rina memberikan kode kepada Gunawan untuk membalik guntingan rubrik cerpen itu yang ternyata ada tulisan “I love you” dan nomor WA Rina. Sontak saja membuat Gunawan terkejut dan tersenyum lebar, baru kali ini ada wanita yang menyatakan cintanya langsung kepada dirinya. Disisi lain, Dina sudah mengetahui bahwa Gunawan memang penulis yang hebat, karyanya sudah terbit dimana-mana dan Rina baru mengetahui bahwa Dina adalah teman Gunawan.

“Din, ngapa elu gak bilang sih itu temen elu Gunawan?” Tanya Rina kesal

“Lah gue kan jg kgak tw tadinya, soalnya pas kita buntutin tadi dia pake masker, mana engeh dia Gunawan, kok elu nyolot sih?” jawab Dina membentak

“hehehe... siapa juga yang nyolot, udah anterin gue pulang yuk” Rina memintanya mengantar pulang.

“Kamprett bener sih anak satu, harusnya elu yang anter gue pulang, gue kan capek” jawab Dina ngegas

“Gimana gue bisa nganter elu, kan cuma elu yang bawa motor, lagi pula gue kan enggak bisa naik motor. Anterin yahh pleaseee” Pinta Rina dengan senyum harap

“Ahhh elahh, yaudah hayu” Dina mengantar Rina pulang

“Horeee” sahut Rina

Di malam hari, dengan rasa gugup yang sangat tinggi, Rina sesekali melihat layar hpnya sambil berharap ada WA masuk dari Gunawan. Berselang satu jam kemudian, tepat di jam delapan malam Gunawan mengirimkan pesan kepada Rina “I love you too”. Rina kegirangan bukan main, yang seakan mimpinya terwujud. Kini mulai dari perjumpaan dan WA Gunawan, mereka mulai menjalin asmara dan saling menyayangi satu sama lain, hingga akhirnya resmi menyandang status pacaran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post