IMAM GHAZALI

Penulis Sedehana asal Jawa Timur

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Siswa Asal Jawa Dapat 100 Bahasa Madura
Sumber Gambar: daddystakoyaki.com

Ketika Siswa Asal Jawa Dapat 100 Bahasa Madura

#TantanganGurusiana

Tantangan hari ke-65

Tulisan ini diawali dengan keterangan seputar Si siswa Jawa. Dia bernama Fira. Lahir dan tinggal di Madura hanya pada usia 0-2 bulan. Selanjutnya, karena suatu hal, maka tinggal sama neneknya di Jawa selama 5 tahun. Sekolah PAUD dan TK di sana. Otomatis bahasa Jawa sebagai bahasa ibunya. Setiap detik dan menit terekam bahasa Jawa. Al-hasil, bahasa pengantar sehari-hari adalah bahasa Jawa. Wajar saja bahasa Jawanya kental sekali. Sedangkan bahasa Madura 100% tidak bisa sama sekali. Padahal Madura sebagai tanah kelahirannya. Maklumlah, Dia tinggal di Jawa. Mendengarkan bahasa Madura 0%.

Setelah lulus TK di Jawa, Fira diajak orang tuanya tinggal di Madura. Kini dia siswa kelas 1 SD di sekolah negeri. Saat bersama orang tuanya, bahasa Madura juga jarang di dengar. Jika diprosentase hanya sekitar 20%. Pasalnya, ayah dan ibunya lebih sering menggunakan bahasa Indonesia. Di sekolahnya juga rata-rata menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Madura porsinya lebih sedikit yang menggunakan. Bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar lebih dominan bahasa Indonesia. Kecuali mata pelajaran bahasa Madura. Yang memang harus menggunakan bahasa Madura sebagai pengantar dalam pembelajaran.

Orang tua Fira berkonsultasi dengan guru bahasa Maduranya. Memberitahukan bahwa Fira tinggal di Jawa selama 5 tahun. Baru kali ini tinggal di Madura. Sehingga mohon dima’afkan jika dalam pembelajaran bahasa Madura belum maksimal mengikuti. Termasuk saat mengerjakan tugas, PR, dan melaksanakan penilaian harian. Si guru bahasa Madura memakluminya. Namun, beliau berpesan supaya orang tuanya sering berkomunikasi menggunakan bahasa Madura. Sehingga Fira tidak asing lagi dengan bahasa itu. Orang tuanya menerima dengan senang hati saran bagus tersebut.

Saatnya penilaian harian 1 bahasa Madura. Ini diumumkan di grup Whatsapp kelas. Salah satunya berisi materi yang harus dipelajari siswa. Selaku orang tua yang selalu mendampingi Fira saat belajar di rumah, maka diberitahukanlah materi yang harus Fira pelajari. Dengan tekun dan telaten, memfasilitasi dan membantu Fira memahami materi yang akan diujikan. Fira banyak bertanya. Maklum, bahasa Madura bukan bahasa sehari-hari saat itu. Namun, Fira termasuk siswa yang rajin belajar. Termasuk pelajaran bahasa Madura tersebut. Setiap pulang sekolah yang ada pelajaran bahasa Madura, dia bertanya kepada orangtuanya yang tidak dipahami. Artinya, tidak pantang menyerah walaupun bahasa Madura buka bahasa sehari-hari sebelumnya.

Malam hari sebelum penilaian harian, orang tua Fira berdo’a mohon kepada Allah SWT supaya diberikan kemudahan dan kesuksesan. Inilah bekal non teknis untuk Fira. Selain sudah belajar dengan rajin, berdo’a dan bertawakal kepada Alllah SWT. Di keluarga Fira, antara berusaha, berdo’a dan bertawakal, imbang. Berusaha dengan belajar yang rajin, mencatat materi yang disampaikan, berani bertanya jika ada yang tidak dipahami, belajar dari banyak buku, dan browsing di internet. Berdo’a dengan cara rajin beribadah kepada Allah SWT. Bertawakal dengan siap meneriam apapun hasilnya. Jika sukses, itu karena Allah SWT. Dan jika tidak, tetap optimis untuk memperbaiki supaya hasilnya lebih baik.

Penilaian harian 1 bahasa Madura sudah selesai. Setelah beberapa hari, lembar soal dan jawaban lengkap dengan nilai diberikan ke siswa. Betapa kagetnya, ternyata Fira benar semua jawabannya. Alias dapat nilai 100. Sedangkan teman-temannya yang asli berbahasa Madura, banyak yang dapat tidak sampai 100. Bahkan di bawah KKM. Secara teori, siswa yang asli Madura setidaknya banyak yang dapat 100. Karena ini adalah bahasa Ibu mereka. Faktanya, berbanding terbalik.Informasi tambahan, sampai saat ini, Fira lebih dari 1 kali dapat nilai 100 mata pelajaran bahasa Madura. Jika tidak dapat 100, antara 95-100.

Dari fakta di atas, penulis berpendapat sebagai berikut. Pertama, segala sesuatu akan tercapai sukses jika berusaha dengan sungguh-sungguh. Kedua, setelah berusaha, jangan lupa berdo’a kepada Allah SWT. Dialah sang maha pengasih tanpa kenal kasih dan maha penyayang dengan segala rasa sayangnya. Ketiga, sesuatu bisa saja terjadi jika Allah SWT berkehendak. Keempat, jangan pernah menyerah dalam menggapai sesuatu. Lakukan dengan optimis!

Itu saja, Gaes! Dari tulisan ini, fokuslah pada hikmah atau nilai moralnya! Semoga bisa mengambil pelajaran dari kisah nyata ini!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lakukan dengan Optimis. Usaha tak akan mengkhianati hasil. Keren ulasannya Pak. Semoga sehat dan sukses selalu buat Bapak bersama keluarga tercintanya

07 Mar
Balas



search

New Post