Mohammad Ihsan

Founder & CEO Gurusiana. Pemimpin Umum Media Guru Indonesia (MediaGuru). Pemimpin Umum Majalah Literasi Indonesia. Penggagas gerakan nasional Satu Guru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Lungo Kaji (1) IMPIAN TERTINGGI SEORANG MUSLIM
Foto: Jelang keberangkatan haji di Asrama Haji Surabaya (tahun 2000)

Lungo Kaji (1) IMPIAN TERTINGGI SEORANG MUSLIM

Catatan Mohammad Ihsan, Gurusianer MediaGuru

Jika punya uang, dipakai untuk apa? Pertanyaan itu kalau dilontarkan pada keluarga kami, jawabannya sudah bisa ditebak: "Lungo kaji."

Iya, pergi haji ke tanah suci.

Abah dan Emak memang menanamkan itu pada anak-anaknya sedari kecil. Bahwa impian tertinggi seorang muslim adalah menunaikan ibadah haji.

Kalau tahu anaknya pegang uang agak banyakan, Emak sering berpesan, "Ditabung yo, ben engkok isok digawe lungo kaji.. (Ditabung ya, agar nanti bisa digunakan berhaji)."

Tidak pernah sekalipun Abah dan Emak mendoktrin anak-anaknya terkait kepemilikan harta. Misalnya, dengan punya uang banyak, nanti bisa bangun rumah megah, atau membeli mobil mewah. Punya ini itu. Bisa begini begitu.

Cuma satu itu, dan selalu diulang-ulang: HAJI. Seperti beliau sedang meng-instal pemahaman kuat di kepala kami, bahwa kewajiban pertama orang berpunya adalah menunaikan rukun Islam kelima, yakni berhaji di tanah suci.

Sungguh, itu bukan sebatas retorika. Beliau sendiri telah membuktikannya. Sepanjang hayatnya, Abah dan Emak telah tiga kali berhaji.

Punya uang, ditabung. Dapat lagi, nabung lagi. Kalau sudah cukup, dipakai melunasi ongkos naik haji (ONH).

Pulang haji, mulai nabung lagi. Begitu seterusnya.

Bangun rumah? Bangunan sederhana saja, di desa. Sepeninggal beliau, sampai sekarang kondisinya masih utuh. Dirawat anak-anaknya. Tempat jujukan pas acara kumpul keluarga.

Beli mobil? Tidak. Hingga wafat, Abah dan Emak tidak pernah punya mobil sendiri. Ke mana-mana naik motoran. Kalau perlu mobil, tinggal cari pinjaman. Semudah itu cara berpikir beliau berdua.

Prinsip itu jugalah yang jadi pegangan saya. Pokoknya kalau nanti mulai bekerja dan punya tabungan sendiri, hal pertama yang saya cita-citakan adalah berhaji lebih dulu. Lain-lain bisa belakangan.

Alhamdulillah, keinginan itu akhirnya terwujud pada tahun 2000. Ini kali pertama berhaji yang tentu saja emosional. Gara-garanya, saya pernah punya azam kuat untuk berhaji di usia 30 tahun. (Baca catatan selanjutnya: "Berhajilah Selagi Muda").

Surabaya, 10 Juli 2022

[BERSAMBUNG]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post