Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Seorang guru Madrasah Ibtidaiyah AL-Amin Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember Jawa Timur, mengabdi untuk Agama dan negara semata-mata mencari Ridho Allah SWT...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bubur Sura (Muharram) ala kampungku

Bubur Sura (Muharram) ala kampungku

Kudapan bubur suro ini hanya bisa dinikmati satu tahun sekali di kampung ku, terasa nikmat dan laziz benar seakan-akan bersilat di dalam mulut meluncur manis di kerongkongan sebelum mendarat di lambung. Kenikmatan ini akan terasa berlangsung bila bubur suro bersih tanpa sisa di piring berlapis daun pisang.

Sejak kecil saya selalu suka bubur suro entahlah kenapa saya suka banget padahal bubur suro ada santan yang tidak saya sukai karena bikin kerongkongan kering, anehnya sebanyak apapun santan yang menjadi kuah tidak efek apapun ditenggorokan bahkan bikin nagih dan ingin lagi untuk menyantapnya, sekedar resep dari istri bahan, bumbu dan cara masaknya yaitu 3 kilo beras, 5 butir kelapa yang telah dikupas kulit arinya, kunyit, bawang merah, bawang putih, daun jeruk, kemiri, garam, gula, penyedap, cabe kriting, seledri, kacang tanah, telur, daging ayam/sapi, tahu, tempe, krupuk, mentimun, wortel. Setelah semua bumbu diblender dan dihaluskan dan beras menjadi bubur melalui proses pengadukan di atas tungku kurang lebih satu jam tinggal masukkan bumbu halus ke dalam panci yang berisi santan, daging ayam/sapi, wortel bila suka dan diaduk-aduk sampai mendidih masukkan daun jeruk sesuai selera, sambil menunggu kuah kuning bubur suro matang, kita goreng tahu, tempe sedangkan telur bisa di goreng jadi dadar atau di rebus terserah selera untuk dijadikan topping kalau dikampungku telur di goreng dadar bila sudah dingin di gulung besar selanjutnya di potong-potong miring. Jika bubur suro matang pindahkan ke piring yang telah dilapisi daun pisang, tahu dan tempe yang dipotong kecil-kecil, telur dadar, kacang tanah goreng, irisan timun, daun seledri semuanya dijadikan topping setelah kuah santan kuning mendarat dibubur jangan lupa krupuk udang kecil sebagai penutup topping.

Bicara soal rasa bubur suro antara masakan istri dan ibu tidak jauh beda hanya beda topping saja lebih ramai bubur suro ibu, kalau sudah bubur suro 3 kali makan 3 kali makan bubur suro saking nikmat dan suka sama masakan ini. Setiap tanggal 1 suro atau satu Muharram keluarga saya terbiasa membuat bubur suro walaupun dalam satu hari dalam satu bulan bisa dilakukan. Tradisi bubur suro di kampungku tetap terjaga sampai sekarang karena menghormati tahun baru Hijriyah dalam satu hari ada beberapa piring atau kotak datang kerumah karena saudara-saudara atau tetangga berbarengan membuat bubur suro dalam bahasa maduranya bubur suro disebut tajin Sirah. semoga kuliner satu ini akan terus tetap terjaga walaupun asal muasalnya saya kurang paham kenapa disetiap bulan Muharram atau suro selalu ada bubur suro alhasil apapun alasannya bubur suro approved.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post