Khatijah, S.Pd

Khatijah adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 1 Tapen Bondowoso Jawa Timur. Menulis adalah hal yang menjadi hoby. Kegiatan menulis yang pal...

Selengkapnya
Navigasi Web

Gerbong Terakhir Part 2 Ara

Gerbong Terakhir

Oleh: Khatijah

Part: 2

Ara tergugu. Pemberontakan di hatinya semakin tak terkendali. Ada niatan untuk melepaskan diri dari belenggu menyakitkan ini. Namun, dia bingung. Dia sanksi akan keberhasilan usahanya ini. Bagaimana jika Mang Gondes mengetahui? Pasti nyawa taruhannya, seperti yang selalu diucapkan lelaki itu.

Namun, dia sudah tidak lagi sanggup mendapat tekanan Mang Gondes. Luka-luka bekas sulutan rokok dan memar akibat pukulan, membuat gadis kecil ini trauma. Bibirnya bergetar dengan warna membiru. Tubuhnya menggigil saat memandangi rembulan tertutup awan. Bayangan sosok lelaki yang sengaja dikirim ibunya di gerbong terakhir, kereta api yang mereka naiki malam itu, menjadi hantu yang sangat menakutkan.

“Ibu, tolong aku, Ibu … ,” rintihnya. Air mata yang sejak itu selalu deras mengalir, kini seperti sudah mengering. Sendiri duduk di antara dua pohon besar. Suara deras air sungai yang tak jauh dari tempatnya duduk, menambah ciut hatinya. Doa selalu dia panjatkan agar ibunya segera menjemputnya.

“Kamu tidak perlu memanggil-manggil ibumu. Dia telah menyerahkanmu kepadaku. Jadi, jangan coba-coba minta pertolongan kepada siapa pun! Termasuk ibumu sendiri.”

Ara terkejut. Tak menyangka kalau Mang Gondes mendengar ucapannya. Sebab dia mengira laki-laki itu tidak mengetahui keberadaan dirinya.

“Mang, tolong panggilkan ibu. Suruh dia jemput aku ke sini, Mang!” Ara memberanikan diri mengutarkan maksudnya.

Laki-laki itu mendekat. Lalu berjongkok di depan Ara. Tangannya yang kotor dan dekil mendarat di kepala Ara denga pelan. Namun, tiba-tiba dia menjambak rambut gadis kecil itu.

“Ibu? Ha, ha, ha. Memang bener wanita itu ibumu? Hei, jangan percaya, anak manis! Dia itu bukan ibumu, melainkan wanita yang menyulikmu ketika kamu masih merah. Usiamu baru beberapa hari ketika Jumi mengambilmu di box yang berada di dalam rumah wanita yang melahirkanmu. Jangan sekali-sekali kau ulangi permintaan seperti itu! Tak akan dia memenuhi permintaanmu karena hanya kamu yang bisa melunaskan hutang-hutangnya kepadaku.”

Ara terperanjat. Dia tidak memercayai ucapan Mang Gondes. Menurutnya, Jumi itulah ibunya. Seingatnya, tak ada orang lain yang ada di lingkungan hidupnya selain Jumi yang selama ini mengasuhnya.

Bersambung.

Bondowoso, 8 Agustus 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post