P E N T I G R A F

Oleh : Ma'arif SN

"Buu, sarunge Astha mana... ?", serunya dari ambang pintu sambil berlari masuk ruang tengah tempat kami sedang ngumpul. Wajahnya masih berpeluh usai main sepeda, padahal baru beberapa menit lalu mandi sore. "Mau apa kok, nyari sarung?", tanya ibunya heran. "Kalau mau sarungan ya, wijik dulu...", sambungnya.

Rupanya euphoria punya sarung baru masih hangat-hangatnya menyinari hati kecilnya. Terhitung selama empat hari ini suka banget meniru gaya bapaknya saat sore, sarungan. Hal yang sama sekali tak terduga efeknya, ketika rencana membeli seragam tentara yang dimintanya belum terlaksana.

"Nah, sekarang seger, kan, sudah wudhu ?, sini sarungnya dipakai", kata bapaknya girang. Senyum lebarnya tak ada habisnya terkembang selama proses penyarungan, bahagia. "Ayo, Pak, sekarang Bapak ya, sarungan, kita berangkat", pintanya polos. "Lho, mau ke mana kok sama bapak, bukannya mau ngaji ?", kali ini asli heran bapaknya, bukan dibuat-buat untuk menggodanya. "Jum'atan, to?, sudah adzan Maghrib". Wakakakaa.... skak mat, ya sudah, mumpung positif, ikuti aja deh, Jum'atan di hari Senin, pas Maghrib pula.