Di tengah mendung yang masih bergelayut, tetiba ada wa dari sahabat seberang masuk ke gawaiku.

"Selamat ya Mbak"

Demikian tulisnya. Saya pun terheran-heran. Selamat untuk apa ya pikirku. Memang beberapa hari gawai tak tersentuh. Percakapan hanya lewat begitu saja, hingga rasanya menjadi kudet alias kurang up date. Tak berapa lama, temanku pun menjelaskan kalau namaku termasuk salah satu peserta yang lolos seleksi workshop yang diadakan oleh Kemdikbud.

Beberapa waktu yang lalu Kesharlindung Dikdas mengadakan seleksi peserta workshop melalui penulisan esai tentang perlindungan guru. Bermodal pengetahuan seadanya saya pun mencoba untuk menulis esai. Sangat sederhana, tetapi yang terpenting adalah orisinil dan mengalir dari kalimat sendiri.

Tiga proses akhirnya bisa tuntas juga, yaitu penulisan, edit sendiri atau swasunting , dan unggah karya. Setelah itu tinggal menunggu proses penilaian dan hasil seleksi.

Saya pun tak banyak berharap, bahkan sudah lupa mengingat banyaknya animo para guru. Benar saja, ternyata ada 900 artikel yang masuk.

Syukur dan bahagia ketika tahu nama saya termasuk dalam 120 artikel yang lolos, dan diundang ke Jakarta untuk mengikuti kegiatan workshop peelindungan guru.

Benar pesan seorang sahabat.

"Teruslah menulis, karena setiap tulisan ada tempatnya. Bisa jadi di sini tak berarti, tapi yakinlah di tempat lain pasti bermanfaat"

Terima kasih sahabatku. Semoga kita bisa bertemu di lain waktu. Teruslah menulis dan berkarya. Guru mulia karena karya. Terima kasih esaiku.

Jakarta, 17 Mei 2019

#workshopperlindunganguru#latepost#