"Bu..Bu Marni kok bengong, pesanan saya mana?" Tegur seorang pembeli yang melihat Bu Marni diam saja, tak kunjung melayani pesanannya.

"Eh ..maaf Mbak Sari...maaf. Tadi pesan nasi uduk dua ya pakai telur dadar?" Tanya Bu Marni dengan gugup.

"Iya Bu. Cepat ya Bu, soalnya suami saya sudah nunggu mau berangkat kerja." Sahut Sari, perempuan yang berwajah cukup manis.

"Iya Mbak, sebentar." Bu Marni segera membuat pesanan perempuan bernama Sari itu. "Ini uduknya Mbak. Dua puluh ribu."

"Terimakasih Bu." Perempuan itu pun membayarnya dan segera berlalu.

Tak sampai dua jam, dagangan Bu Marni sudah habis. Hari ini dia memang memasak tak terlalu banyak. Beberapa orang yang bermaksud membeli merasa kecewa karena kehabisan. Bu Marni berencana besok akan menambah porsi jualannya. Bu Marni pun segera membereskan peralatan dagangnya. Dia akan langsung menyiapkan bahan dagangan untuk siang nanti, aneka sayur matang dan lauknya. Lelah terasa tapi terkalahkan oleh rasa bahagia dan semangat untuk mencari rezeki.

Saat tengah menyiangi sayuran tiba-tiba pintu rumah ada yang mengetuk.

"Assalamualaikum..Bu, Bu Marni." Ucap seseorang dari luar rumah.

Bu Marni menghentikan pekerjaannya. "Itu seperti suara Pak RT ada apa ya?" Bu Marni bangkit dan membuka pintu.

"Waalaikum salam. Oh ..Pak RT. Ada apa ya Pak? Mari silahkan masuk." Ucap Bu Marni.

"Terimakasih. Bu Marni sedang sibuk ya? Maaf kalau mengganggu tapi ada berita yang ingin saya sampaikan." Sahut Pak RT terlihat serius. Selain Pak RT ada Pak Amin juga yang ikut mendampingi.

"Silahkan duduk Pak. Maaf rumah berantakan. Saya sedang menyiapkan masakan untuk jualan siang nanti." Bu Marni terkejut dan bertanya-tanya dalam hati dengan maksud dan tujuan Pak RT dan Pak Amin datang ke rumahnya.