Malam semakin larut suasana di dalam kamar masih mencekam, dan suara misterius itu masih terus memanggil nama Sany dan Ria.

Belum hilang rasa ketakutan mereka, terdengar lagi suara dering telepon kamar, karena spontan Sany reflek langsung mengangkat telpon tersebut lalu terdengar suara perempuan dengan desahan nafas yang berat.

"Sany keluar kamu, buka pintunya sekarang juga", ucap suara dari telpon tersebut.

Ria yang sedari tadi memperhatikan sahabatnya menerima telepon kamar tersebut merasa heran apa yang diucapkan oleh dipenelpon itu sehingga membuat Sany menjadi diam terpaku dan pandangan matanya mendadak jadi kosong.

Ria mulai tidak enak perasaan, seperti telah terjadi sesuatu dengan sahabatnya, lalu Ria mencoba menyentuh bahu Sany dan bertanya.

"San.. siapa yang barusan menelpon?" Tanya Ria dengan tangan sedikit gemetar.

"Bukan siapa-siapa, saya mau keluar sebentar ada urusan", jawab Sany dengan suara yang sangat datar dan wajah tanpa ekspresi.

Melihat perubahan sikap Sany tersebut membuat Ria semakin panik dan tambah ketakutan, terlebih setelah mendengar kalau Sany mau keluar dari kamar. Apa yang akan terjadi dengan dirinya sendirian di dalam kamar yang sangat mencekam ini.

Ria mencoba untuk tetap tenang dan berani menghadapi temannya yang sepertinya terhipnotis oleh suara yang menelpon barusan.

Dengan sedikit merapal doa yang dia bisa dia terus membaca ayat kursi hingga berulang kali. Lama-lama Sany tubuhnya sedikit melemah dan pandangan matanya yang kosong kini sudah mulai normal kembali.

Ria terus tidak berhenti merapalkan doa-doa yang dia bisa hingga kesadaran Sany kembali pulih, dan itu membuat Ria sedikit tenang.

Karena makhluk yang sudah merasuki tubuh sahabatnya sudah hilang. Tapi pertanyaannya kemana perginya makhluk tak kasat mata yang sudah merasuki Sany, jangan jangan masih berada di dalam kamar ini.

"Apa yang terjadi dengan saya, kenapa tubuh saya terasa lemas sekali?" Tanya Sany bingung.

"Kamu baru saja kerasukan makhluk tak kasat mata yang ada di dalam kamar ini dan", jawab Ria sambil matanya berkeliling keseluruh sudut ruangan.

"Serius apa yang kamu ucapkan barusan?" Tanya Sany sedikit tidak percaya

"Sudah jangan banyak tanya, sebaiknya kita lawan makhluk tak kasat mata yang sedang mengganggu kita dengan membaca doa-doa yang kita bisa", jawab Ria.

Baru saja Ria berhenti bicara tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi mendadak terbuka dan menutup kembali dengan sendirinya dan seperti ada yang membanting daun pintunya

"Jegeeerrrr.. jegeeerrrr" suara bantingan pintu berulang kali tutup buka dengan sendirinya. Lalu terdengar suara perempuan berbicara tanpa terlihat wujudnya.

"Tinggalkan segera kamar ini, jangan ganggu ketenangan kami", suara itu terdengar sangat lirih dan sangat membuat bulu kuduk keduanya semakin berdiri.

Bersambung