Seorang penceramah di sebuah masjid memulai kajiannya dengan memberikan sebuah pengantar, yang sangat menyentuh. Pengantar yang diberikan itu adalah tentang cara bersyukur.

Mendengar kata bersyukur, terkesan biasa dan mudah. Sudah familiar. Kita cukup sering mendengarnya. Kita kadang merasa bahwa kita sudah menjadi orang yang bersyukur. Namun benarkah bahwa sebenarnya kita sudah menjadi orang yang bersyukur? Ada tiga hal yang menunjukkan bahwa kita sudah bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, seperti yang disampaikan oleh sang penceramah tersebut.

Pertama, mengakui dari hati bahwa segala nikmat yang kita peroleh itu datang dari Allah. Ini hal pertama yang harus kita yakini, bahwa Allah lah sumber segala nikmat yang kita rasakan. Sebagai contoh, saat kita sakit, misalnya sakit kepala. Terasa sekali penyakit itu amat menyiksa kita. Hari-hari yang kita lalui terasa tidak nyaman. Semua aktivitas yang biasa dilakukan menjadi terganggu. Hati menjadi resah. Tumbuh rasa khawatir dan was-was yang malah bisa membuat penyakit kepala menjadi parah. Pikiran kita berandai-andai kalau sakit kepala itu bisa jadi adalah gejala dari penyakit yang lebih berbahaya. Akibatnya, jantung berdetak lebih cepat. Dada berdebar-debar. Nafas terasa sesak. Kekhawatiran makin meningkat.

Satu sampai dua hari atau mungkin lebih, akhirnya sakit kepala itu sirna. Bisa jadi karena sudah minum obat, atau mungkin karena hanya reaksi badan kita sudah melakukan penyesuaian. Yang pasti, semuanya adalah atas izin Allah. Hanya Allahlah yang berkuasa mendatangkan sehat itu, dengan atau tanpa obat. Bukan obatnya yang menyembuhkan, tapi obat hanyalah sebagai perantara.

Begitu juga dengan nikmat sehat yang kita miliki. Itu adalah izin Allah. Sehat itu datang dari Allah. Masih banyak lagi nikmat Allah yang telah dititipkan kepada kita, yang harus kita sadari dan yakini bahwa sumber semua nikmat itu adalah Allah SWT.

Kedua, mengucapkan Alhamdulillah. Bukti sederhana tanda kita bersyukur adalah melafalkan kalimat Alhamdulillah. Yang terpenting sebenarnya adalah mengucapkan dengan lidah dan membenarkan dengan hati. Merasakan bahwa benar-benar berharga nikmat sehat yang Allah berikan dan sebaliknya, amat menyiksa apabila sedikit saja nikmat itu Allah kurangi dengan memberikan sedikit rasa sakit saja.

Ketiga, menggunakan nikmat yang Allah berikan itu untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah. Ini adalah tanda bersyukur level tinggi. Tidak cukup dengan mengakui kalau nikmat itu datang dari Allah dan ucapan Alhamdulillah saja. Kita harus bisa membuktikan bahwa nikmat yang Allah berikan itu benar-benar kita gunakan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita. Sakit yangsebelumnya kita rasakan, kemudian Allah ganti dengan sehat, sehingga kita tidak merasakan sakit dan kekhawatiran lagi, hendaknya kita syukuri dengan memperbanyak amalan kita. Itulah tanda kita bersyukur yang sebenarnya.

Itulah tiga hal yang menunjukkan kita sudah menjadi orang yang bersyukur atau tidak. Ini menjadi bahan introspeksi bagi kita, sudahkah kita menjadi orang yang bersyukur? Setidaknya kita harus terus berusaha menjadi orang yang bersyukur. Allah tidak menilai hasil, tapi usaha dan proses yang kita lakukan.Wallahu’alam.

#terimakasihilmunyaustadz