Cinta Bersemi di Tempat KKN
Tantangan menulis 365 jilid 2 hari ke-266 (983)
Cinta Bersemi di Tempat KKN
(Bagian 4)
“Karena sudah membolehkan saya berteduh di pondoknya dan mau berkenalan dengan saya.”
“Sama-sama Bang.”
“Saya pergi dahulu ya.”
“Ya, hati-hati di jalan Bang.”
“Kalau ada waktu main ke basecamp kami yang ada di belakang balai desa, nanti saya kenalkan dengan teman-teman saya.”
“Insya Allah Bang.”
Rama pergi meninggalkan pondok Ranti sambil menuntun motornya yang mogok, karena kehabisan pertalite. Setelah berjalan sekitar 200 meter dan menemukan penjual pertalite eceran, Rama membeli pertalite satu liter, untuk mengisi bahan bakar motornya. Akhirnya, motornya bisa dikendarai lagi untuk menuju ke pasar yang jaraknya sekitar tujuh kilometer lagi.
Sambil mengendarai sepeda motor pinjaman dari temannya, Rama enjoy saja meski badannya basah kuyup, bahkan sering senyum-senyum sendiri bila teringat dengan Ranti, cewek yang baru di kenalnya. Dia jatuh cinta dengan Ranti pada pandangan pertama.
Sebaliknya Ranti juga merasa enjoy sekali di pondoknya, meski hujan turun terus, padahal awalnya sebelum bertemu dengan Rama dia agak jengkel dengan hujan yang turun, karena dianggapnya mengganggu aktivitasnya dalam menyadap getah karet, yang bisa merugikan pendapatan keluarganya.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hujan membawa berkah ini hehe.... Keren, Opa
Hehehe, makasih Bu. Sukses selalu untuk Ibu
Luar biasa Opa Sunin penuh inspirasi dan mencerahkan
Makasih Pak, sukses selalu untuk Bapak
Wah, hatinya sama-sama terpaut nih... Lanjut, Opa Sunin. Salamsehat dan sukses selalu.
Hehehe. Makasih Bu atas kunjungannya. Insya Allah siap lanjut. Salam sehat dan sukses selalu