"Kegilaan," secara psikologis dalam membangun integritas pengabdian dari sebuah komitmen adalah senantiasa membangun diri untuk selalu profesional dengan makna totalitas.

Totalitas meng-eksplore segenap potensi, perwujudan tanggung jawab atas nilai kesungguh-sungguhan.

Berkaitan dengan kesungguhan itu salah satunya adalah "Prepare,' terhadap sarana prasarana pendukungnya.

Alhasil...setelah mengkalkulasi dengan sangat ketat kondisi keuangan lalu memprediksi kemampuan membayar, tanpa bermaksud ngoyo...

Maka pilihannya jika pada kenyataan sifatnya urgent, selalu dibutuhkan untuk mendukung aktivitas, apa salahnya mulai berpikir untuk memilikinya.

Perlu uang donk... Ya iyalah.

Apa sebaiknya pinjam saja? Please deh....

Berangkat dari "ketidakmampuan," atas apa yang diinginkan lalu serta-merta saat itu juga bisa mewujudkannya maka dari dulu saya terbiasa nyicil menyisihkan uang, walau terkadang lama sekali baru bisa terkumpul demi membeli apa yang menjadi kebutuhan itu.

Kebutuhan yang wajib dibeli setiap bulan diantaranya buku, lalu barang lainnya yang mungkin bagi sebagian orang barang receh..

Lalu, di kesempatan lain dengan santuy teman yang tak pernah tahu bagaimana lelahnya proses untuk mewujudkan itu tiba-tiba berkomentar

Wah, kamu punya ini ya? Wah bagus ya.... Wah banyak sekali koleksi bukunya...

Wah.....pinjam donk? Lebih ekstrim lagi dan jlebb banget...minta donk?

Emang dikira souvenir nikahan.....

Saya hanya bisa tertawa...berdiri di posisi antara pingin nabok dan mengeluarkan kata-kata mengumpat...

Jujur...sesekali hati ini masih tidak tega, lalu merelakan, namun ketika kemudian disia-siakan dan tanpa sebab hilang tak kembali...atau kalau pun kembali sudah dalam keadaan rusak berat...

Disitu terkadang hati ini seperti membatu....Siapa pun itu pasti tidak akan mau berada di posisi itu..

Ah.....Terkadang dia bersikap manis kepada dirimu, lalu kamu hanya menjadi sebuah pilihan di saat dirinya sedang merasa memerlukanmu,

Seperti itu kah? Bisa jadi..

(Rumah Cinta, 7 Mei 2022).