Radinopianto

Alam ini seolah miniatur kehidupan masa depan, yang tak cukup dengan diam atau duduk santai sambil menyeruput kopi, Hidup ini bukan mimpi. Takkan sampai jika ta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Review Buku Senja Menggoda

Review Buku Senja Menggoda

Menuliskan senja? Ribuan kata akan berloncatan berbaris rapi. Entahlah, follow the rhythm.

Tersaput sedih ketika malam, karena menyisakan gelap. Praduga yang kubungkus rapat dengan kesibukan, dan kutepis keras dengan berbaik sangka. Aku tak membenci hujan, begitu juga senja.

Namun kali ini, penulis mengkover bukunya dengan senja menggoda, apa yang dia lihat?

Pak Didin, begitu nama tokohnya.

Dalam perjalanan pulang, laju sepeda motornya berhenti lantaran seorang ibu dan anaknya ingin ikut membonceng, merasa iba ia kemudian mengantarkan hingga rumah.

Disebutkan, tokoh baik ini suka memancing, entah memancing ikan atau memancing keributan,haha...

Yang jelas ketika kemudian menikmati jamuan yang disajikan sebagai ucapan terima kasih, kantuk yang sangat berat datang dan begitu terbangun dirinya sudah berada di bawah pohon beringin.

Lha...? kok iso....penasaran siapa wanita itu? Yang jelas bukan barisan yang lagi antri membeli minyak goreng lha ya, tapi.....jangan-jangan?

Pemirsaaaaaah.....nih buku ternyata kompilasi dari tulisan bertema pentigraf dengan berbagai ide yang dari penerawangan tipis-tipis adalah kisah faksi yang cenderung dipengaruhi oleh dinamika keseharian penulis.

Menjadi sebuah miniatur kehidupan yang dikemas dalam packaging kegelisahan yang unik.

Nah, bagi penyuka tulisan ringan, habis sekali baca sambil nyeruput kopi hangat dengan issue yang simple, nih buku jangan sampai terlewatkan dibaca.

Tiap tema yang diusung memberikan twist yang pedasnya nendang, 123 halaman, uniknya jumlah pentigrafnya ganjil, 61 judul.

Entah ada rahasia apa di balik jumlah yang tak biasa itu.

Penulisnya Bu Robingah, perempuan Kepala sekolah yang cukup piawai membuat indah goresannya. Dari berbagai judul, ada 13 tema yang berbau cinta, nah lho? Apakah salah satu perempuan dalam pentigraf berikutnya itu, yang tadi ditemui Pak Didin?

Penasaran? Ah tak perlu perlu berlama-lama, cus nikmati saja bukunya..

Finally, ukuran menjadi makin relatif, ketika menemukan kenikmatan di sana. Pentigraf yang kian menjebak pemirsa.

(Rumah Cinta, 15 Maret 2022)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa

01 Apr
Balas

Reviewnya juga menggoda. Sukses

15 Mar
Balas

Terima kasih bu...aamiin

17 Mar

Boleh juga nih faksinya..juga direview oleh penulis populer. Sslut deh

31 Mar
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih kakak pembina yang begitu piawai menguntai kata. Tersanjung sekali rasanya, buku yang sangat sederhana mendapat review dengan kalimat-kalimat yang memukau. Salam literasi.

15 Mar
Balas

Siap mbak..salam

17 Mar

Wow pasti keren banget. Mantap nih.

31 Mar
Balas

Aku suka pentigraf karena sekali baca habis

15 Mar
Balas

Iya bu...sekali duduk habis

17 Mar

Keren sekali.... sukses selalu

31 Mar
Balas

Mantapnya

31 Mar
Balas

Selamat kepada bunda Robigah dengan hasil capaian yang begitu memukaukan dan merenjanakan lara. sehat selalu saudaraku pak Nopianto.

15 Mar
Balas

Terima kasih pak..aamiin

17 Mar

Keren review-nya.

15 Mar
Balas

Terima kasih bu

17 Mar



search

New Post