Sri Saktiani

Pemerhati, praktisi, konsultan pendidikan. Penggerak Batita Suka Baca, Penggagas Menulis Sejak BATITA (2004), Pendiri YAYASAN PERMATAHATI IBU(2004), PAUD GRATIS...

Selengkapnya
Navigasi Web

JATAH REZEKI

Kita tak perlu khawatir dengan rezeki. Seperti yang diulas dalam salah satu postingan Rumaysho. Com di kisahkan Ibnul Qayyim berkata,

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu"

Dalam ulasan yang dibagikan di grup WA Persaudaaraan Muslim 11 September 2021 pukul 11.22 Abu Dzar dari sumber https://rumaysho.com/10276-tak-perlu-khawatir-dengan-rezeki.html mengingatkan; jangan menyibukkan diri dengan rezeki yang sudah dijamin untuk diri kita. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang.

" Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu".

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar.

Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya DUA JALAN REZEKI yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka EMPAT JALAN REZEKI lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah –Ta’ala- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- DELAPAN JALAN REZEKI, itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.

Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.” (Al Fawaid, hal. 94, terbitan Maktabah Ar Rusyd, tahqiq: Salim bin ‘Ied Al Hilali)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang membuat hati tenang. Makasih ilmunya, Bunda.

15 Sep
Balas

Tabarakallah, jazakillah Kak Ernasari Fitriati, sehat semangat selalu Aamiin

17 Sep

Suhanallah luar biasa bunda Saktiani. Berdakwah sambil berkarya, Berkarya sambil berdakwah. Sekali dayung 2 hal terlampaui. Amazing

14 Sep
Balas

Subhanallah, tabarakallah Aamiin. Jazakallah berkenan memberi support. Semoga Sakti istikamah menjaga semangat berbagi apa yang baru dipelajari, terus belajar menulis meski belum karya murni seperti buah pena Kang Anto, barakallahu Aamiin.

17 Sep



search

New Post