ST. SHOBIBUL BAROKAH

St. Shobibul Barokah, S.Pd., merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Lahir di kota Nganjuk. Memiliki hobi membaca dan menyanyi. Pendidikan tingkat atas d...

Selengkapnya
Navigasi Web
#TantanganGurusiana hari ke-12# Masjid Turen Malang

#TantanganGurusiana hari ke-12# Masjid Turen Malang

Kota Malang,. Kota dengan seribu julukan. Orang menyebut kota dingin, kota pelajar, kota apel dan kota wisata.Terletak di pegunungan, kota Malang pantas mendapat julukan kota dingin meski sekarang dinginnya tak sedingin waktu dulu.

Bicara tentang kota pariwisata, kali ini saya akan mengajak Anda menikmati wisata religi masjid Turen.D Daripusat kota Malang jarak yang ditempuh yaitu 20 km atau kurang lebih 1-1,5 jam ke arah selatan sampai kecamatan Gadang terus ke Selatan sampai di pertigaan Karangduren, Pakisaji belok kiri hingga melewati Bululawang dan Krebet. Dari sana tinggal mencari lewat google atau lewat petunjuk arah yang berada disekitar pinggir jalan besar.

Sampai di lingkungan masjid kita diarahkan ke arah parkir luar berbayar, namun jika menghendaki parkir dalam bisa masuk belok ke kanan masuk ke dalam dan disana dikawal pihak parkir masjid untuk menuju tempat parkir. Ketika memasuki jalan setapak menuju ke masjid kita harus berhati-hati dikarenakan jalanan berpaving ini sangat sempit karena kiri dan kanan jalan tampak kios pedagang kaki lima. Dan untuk kendaraan mobil hanya cukup satu kendaraan.

Untuk.memasuki bangunan masjid kita harus melepaskan alas kaki. Disana tampak beberapa orang menawarkan tas kresek untuk tempat menyimpan sandal. Dari pintu depan kita bisa masuk ke arah manapun. Karena tidak berlaku pintu masuk dan pintu keluar. Dan ini bisa menyebabkan kita memasuki ruangan berkali-kali. Karena untuk ruangan tidak ada petunjuknya, namun untuk penunjuk arah secara umum tertera dengan jelas di luar ruang. Karena bangunan ini terdapat 10 lantai.

Lantai I untuk istirahat dan mushola. Lantai II tempat loket, ruang istirahat, ruang makan, dan dapur. Lantai III mushalla, akuarium, kebun binatang mini. Lantai IV ruang keluarga pengasuh pondok. Lantai V musholla. Lantai Vi tempat istirahat santri. Lantai VII dan VIII toko, kios milik pondok. Lantai IX tempat yang disain sebagai lereng gunung. Dan lantai X merupakan gua dan puncak gunung.

Oh ya, wisata religi masjid ini terkenal dengan nama masjid Tiban. Karena bangunan masjid ini pertama kali dibuka untuk umum dengan cara membuka penutup bangunan. Begitu bangunan dibuka sudah tampak masjid yang sangat megah. Sehingga orang mengira yang membangun jin, padahal yang membangun masjid ini adalah para santri pondok. Awalnya masjid ini adalah sebuah pondok yang bernama Pondok Pesantren Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rohmah. Karena bangunanya yang sangat megah dan semula tertutup akhirnya orang berbondong-bondong ingin menyaksikan sendiri kemegahan bangunannya. Masjidnya dirintis tahun 60 an dan selesai tahun 70 an. Walaupun dikatakan selesai tetapi sebenarnya ini belum selesai pembangunannya. Dilihat dari beberapa tangga lantai atas masih berupa batu bata. Dan dinding pun yang lantai atas belum diaci. dan ada beberapa yang sudah diaci namun belum selesai pengecatannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post