Menulis 365 hari, hari ke-208 (914)

Seorang anak yang selalu membuat orang tuanya bahagia maka dia akan mendapat keberkahan dan keridaan dari Allah SWT. Rida Allah ada pada rida orang tua begitu kata-kata bijak yang selalu didengar oleh Reza setiap mendengarkan tausiah atau nasihat dari orang-orang tua. Reza selalu ingin membuat umak dan Bapaknya bahagia.

Liburan semester ini Reza tidak ke mana-mana. Reza membantu ayahnya mengelola tambak ikan lele. Reza merasa senang karena bisa mengrus ikan lele dan sambil belajar, siapa tahu dia akan mewarisi pekerjaan ayahnya. Ayah Reza dibantu 5 orang karyawan yang setiap hari mengurusi tambak lelenya. Lela ayah Reza sudah terkenal sampai ke kabupaten dan rumah makan Lamongan rata-rata memesan ikan lele dengan ayah Reza.

Selain dijual ke rumah makan lamongan, lele ayah Reza juga dijual dengan cara membumbuinya. Umak Reza sangat lihai dalam meracik bumbu ikan lele. Tak heran lele bumbu umak Reza sangat digemai oleh masyarakat terutama ibu-ibu yang bekerja. Mereka membeli lele bumbu sampai di rumah tinggal menggoreng.

Suatu sore umak Reza meminta Reza menunggu dagangan umak reza. Tentu saja Rez sangat senang dan bahagia dengan permintaan umaknya.

“Reza tolong umak ya menunggu jualan lele bumbu di depan rumah kita.” Ujar Umak Reza penuh harap.

“Iya Mak Reza akan membantu Umak, kan Reza libur jadi bisa membantu umak dengan senang hati.”Jawab Reza.

“Baiklah umak ke belakang dulu, harganya 20 ribu sekilo.”Kata Umak Reza.

“Iya Mak, ke belakanglah,biar Reza yang menjaga dagangannya.”Ujar Reza.

Umak Reza ada keperlan ke belakang. Sementara itu di tambak juga sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Reza juga sudah siap dengan dagangannya. Tak ada yang tidak bekerja. Semua bekerja dengan tugasnya masing-masing. Reza menjajakan dagangannya dengan mengatakan “Ayo yang mau beli lele bumbu masih baru dan masih segar, dijamin pasti rasanya enak.” Ujar Reza bersemangat.

“Berapa lele bumbu ini sekilo Dek?” Tanya pembeli.

“Sekilo 20 ribu Bang, murah meriah.”Kata Resa penuh semangat.

“Anang beli 5 kilo ya lele bumbunya.” Ujar si pembeli.

Dengan sigap Reza membungkuskan lele 5 bungkus dan memberikannya kepada pembeli.

“Ini uangnya 100 ribu ya.” Ujar si pembeli.

“Terima kasih Bang sudahmembeli lele kami.”Kata Reza.

Pembeli segera pamit dan pulang ke rumahnya. Reza senang bukan main karena lele bumbu maknya sudah laku lima bungkus. Tak lama kemudian datang lagi 2 pembeli masing-masing membeli 2 bungkus. Selanjutnya laku 3 bungkus, 2 bungkus, 3 bungkus lagi dari 20 bungkus jualan lelenya..Tinggal 3 bungkus lagi. Umak Reza masih membuat lele bumbu lagi. Ketika Umak datang bersamaan datang juga pembeli yang mau membeli 5 bungkus lele bumbu. Kebenaran umak Reza membawa 10 bungkus lele lagi.

Reza sangat senang danbahagia karena lele bumbu umak Reza sangat laku dan cepat menjualnya. Begitu pun umak Reza, beliaumerasa senang karena jualannya laku banyak sore itu. Tak lama berselang datang lagi penjual ingin membeli lele bumbu sebanyak 10 bungkus karena untuk sedekah keluarga. Umak Reza mengambil lagi di rumahnya.2 bungkus karena tinggal 8 bungkus. Jadi 30 bungkus lele bumbu laku dalam waktu yang tak lama. Umak dan Reza merasa bahagia dengan habisnya dagangan mereka.

“Alhamdulilah ya Reza, lele bumbu kita 30 bungkus sudah laku terjual.”Ujar Umak Reza.

“Iya Mak, alhambulilah, kita harus bersyukur pada allah yang telah membeli rezeki pada kita.”Ucap Reza.

Mereka berdua masuk ke rumah dengan perasaan bahagia. Reza merasa beruntung karena bisa membuat umaknya bahagia. Bahagia itu sederhana, bisa membantu mak jalan itu juga bahagia ala Reeza. Terima kasih ya Allah, ucap Reza.

Salam literasi