Taufiku

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Hakikat Belajar

Hakikat Belajar

Belajar

Belajar, satu kata yang akrab di telinga kita. Penggunaan kata belajar tidak hanya kita jumpai di sekolah, tapi juga kita temukan di rumah dan di tengah masyarakat.

Di sekolah, aktifitas yang dominan dilaksanakan di dalamnya adalah belajar, bahkan seharusnya, setiap kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan aktivitas belajar. Permainan anak di sekolah dirancang mendukung proses belajar. Penataan bangku, pemilihan warna dinding, sikap dan pakaian guru, dan apapun yang berada di sekolah mengandung energi belajar. Oleh karena itu, maka pantas bila warga sekolah disebut sebagai komunitas belajar.

Di rumah, seorang anak kerap disuruh orang tuanya untuk belajar. Begitu pula di tengah masyarakat banyak yang mengadakan bimbingan belajar.

Belajar bukan milik sauatu kelompok atau profesi tertentu. Belajar bisa dilakukan oleh semua orang di setiap tempat dan waktu. Namun demikian, guru dibandingkan dengan profesi lainnya lebih intens dengan dunia belajar karena salah satu tugas adalah mengelola proses belajar.

Apakah belajar?

Berbagai macam definisi belajar dikemukakan oleh para ahli. Ada dua disiplin ilmu yang bidang telaahnya berkaitan dengan perilaku belajar yaitu ilmu psikologi dan ilmu pendidikan. Pakar psikologi mendefinisikan perilaku belajar sebagai proses individu dalam berinteraksi dengan lingkungan secara alami, sedangkan pakar pendidikan memandang perilaku belajar sebagai proses psikologis-pedagogis yang ditandai dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan belajar yang sengaja diciptakan (Winataputra, 2008).

Selain dua definisi di atas, banyak pengertian belajar yang disampaikan oleh para pakar. Definisi yang mereka kemukakan tentu saja memiliki perbedaan dalam beberapa hal sesuai dengan ontologi yang mereka kaji.

Definisi belajar, yang menurut penulis mudah dicerna, disampaikan oleh Fontuna dalam Winataputra (2008). Menurutnya, Belajar adalah proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Dalam buku yang sama, Gagne (1985) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Learning is a change in human disposition or capability that persists over a period of time and is not simply ascribable to processes of growth.

Skinner, seorang tokoh teori belajar mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Learning is a process of prgressive behavior adaptation (Muhibbinsyah,2014).

Berdasar pada pengertian belajar yang dikemukakan oleh tokoh di atas maka suatu perilaku itu digolongkan menjadi perilaku belajar bila memenuhi ciri sebagai berikut:

Pertama, belajar menghasilkan perubahan perilaku. Perubahan ini tidak hanya pada aspek kognitif saja, melainkan afektif, juga psikomotorik. Witting dalam bukunya Psychology of Learning yang dikutip oleh Muhibbinsyah menuturkan any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occours as a result of experience. Dalam pernyataan ini, Witting menggunakan redaksi behavioral repertoire change, buka behavioral change.

Kedua, perubahan terjadi akibat adanya interaksi dari individu dengan lingkungannya. Perubahan yang ditimbulkan oleh insting atau kematangan individu dinilai bukanlah proses belajar.

Ketiga, perubahan relatif menetap. Kemampuan atlet melompat tinggi karena minum obat sehingga mencapai rekor tidak termasuk perilaku hasil belajar.

Keempat, perubahan bersifat progresif.

Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan Indonesia akhir-akhir ini, kata pembelajaran lebih banyak digunakan daripada pengajaran, sebagaimana kata perserta didik lebih sering dipakai daripada kata siswa. Perubahan penggunaan kata ini menunjukkan perubahan paradigma di tengah masyarakat tentang proses belajar siswa. Paradigma yang selama ini menempatkan siswa sebagai objek bergeser pada paradigma yang menjadikan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa menggantikan pendekatan yang berorientasi pada guru.

Kata Pembelajaran lebih dipilih digunakan pada saat ini karena istilah pembelajaran menunjukkan pada segala bentuk belajar siswa. Penggunaan kata pengajaran membatasi interaksi guru dan siswa dalam kelas. Dalam pembelajaran, siswa belajar dibawah bimbingan atau arahan guru tidak terbatas pada interaksi antara guru dan siswa dalam satu ruang. Siswa bisa belajar tanpa kehadiran sosok guru di sampingnya namun kegiatan tersebut dalam rancangan yang dibuat guru.

Pembelajaran menurut Gagne adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar siswa.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dirumuskan konsep pembelajaran. Menurut Undang-undang ini, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Dua definisi di atas menunjukkan bahwa pembelajaran terjadi karena ada kesengajaan dari pihak luar individu pembelajar untuk menciptakan proses belajar pada siswa. Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar.

Bahan Bacaan

Muhibbinsyah, 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya.

Winataputra, 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post