Tiga Pertanyaan Penting dalam Rangka Memaknai Peringatan Hari Buku Nasional
Tantangan Menulis Hari Ke-36 #TantanganGurusiana
Sehari yang lalu sesungguhnya adalah hari yang cukup spesial dan pantas untuk dijadikan renungan. Yakni diperingatinya Hari Buku Nasional.
Sebagian kita mungkin telah mengetahui bahwa tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Mungkin pula ada yang sama sekali tidak mengetahui hal tersebut, ataupun baru mengetahuinya.
Terlepas dari hal tersebut, tanggal tersebut memang ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional (Harbuknas). Tepatnya sejak tahun 2008 silam oleh Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar. Hal ini sebagaimana ditulis oleh Adrian Samudro dalam situs tirto.id berjudul Sejarah Hari Buku Nasional yang Diperingati Setiap Tanggal 17 Mei.
Jika dilihat, nampaknya Harbuknas ditetapkan berdasarkan hari berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tanggal 17 Mei 1980. Disamping itu tentunya penetapan hari tersebut mempunyai tujuan tertentu.
Dikutip dari Kompas.com Hari Buku Nasional, Sejarah di Balik Peringatannya pada 17 Mei (18/05/2020), tujuan peringatan Hari Buku Nasional untuk memacu minat baca masyarakat Indonesia sekaligus menaikkan penjualan buku.
Berkaitan dengan hal di atas, ada beberapa hal yang sejatinya perlu menjadi renungan kita bersama sehubungan dengan Harbuknas ini. Bukan hanya sebuah renungan, namun kita juga layak mengajukan berbagai pertanyaan terutama pada diri kita sendiri.
Paling tidak ada tiga pertanyaan penting yang patut dipertanyakan terkait momentum peringatan Harbuknas ini.
Pertama, apakah memang benar minat baca kita masih rendah?
Dikutip dari detik.com. bertajuk Benarkah Minat Baca Orang Indonesia Serendah ini? (05/01/2019), menyatakan bahwa minat baca orang Indonesia masih rendah. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian Central Connecticut State University (CCSU) yang dirilis pada bulan Maret 2916.
Dinyatakan Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara yang disurvei. Indonesia masih unggul dari satu negara, yakni Botswana yang berada di kerak peringkat literasi ini. Nomor satu ada Finlandia, disusul Norwegia, Islandia, Denmark, Swedia, Swiss, AS, dan Jerman.
Jika kita renungkan, tentulah ini merupakan kenyataan yang sangat memprihatikan. Namun demikian, penelitian tersebut memang dilakukan beberapa tahun yang lalu. Kita berharap, tahun-tahun belakangan ini minat baca masyarakat kita mengalami peningkatan hendaknya.
Namun sejauh ini, belum ada penelitian lanjutan yang sekelas penelitian di atas yang mengeluarkan data tentang meningkatnya minat baca masyarakat kita. Mau tak mau ini PR bagi kita bersama, terutama kalangan pendidik tentunya.
Terutama sebagai seorang pendidik, sudah selayaknya memiliki minat baca yang tinggi terkait profesinya sebagai ujung tombak mencerdaskan anak bangsa. Pendidik juga memiliki tanggung jawab moral untuk memasyarakatkan gemar membaca, terutama pada anak didiknya.
Kedua, sudah berapa banyaklah buku yang kita baca atau yang kita miliki?
Ini juga pertanyaan yang tak kalah penting dilontarkan dalam rangka Harbuknas ini. Jika mau jujur mungkin sebagian besar kita belumlah termasuk golongan yang menjadikan buku sebagai prioritas dalam keseharian.
Untuk membuktikan ini, tidak perlu kita melongok kepada hasil penelitian sebuah lembaga survey dan yang lainnya. Cukup melayangkan pandangan pada lemari buku (itupun kalau tersedia) di rumah kita, maka pertanyaan ini akan terjawab dengan sendirinya.
Selanjutnya, sekiranya pun tidak berkesempatan membeli buku, paling tidak kita mesti bertanya berapa buku yang sudah kita baca seumur hidup kita. Sekali lagi jawaban tersebut akan mudah ditemui dalam diri kita masing-masing.
Terkait hal ini penulis pernah melakukan sebuah penelitian kecil di ruang kelas pada peserta didik yang hadir ketika itu. Yakni menanyakan pada mereka berapa buku yang telah mereka miliki maupunyang telah nereka baca selama ini. Buku tersebut selain buku teks pelajaran tentunya.
Hasilnya cukup mengejutkan, dari lebih kurang 30 orang siswa, kurang dari 5 orang yang membeli buku dalam tahun tersebut. Termasuk yang membaca buku sebanyak 1-3 buku dalam satu semester. Penelitian sederhana ini tentunya belum tentu valid dan tak bisa dijadikan dasar untuk menyatakan bahwa budaya baca orang Indonesia masih rendah.
Namun paling tidak hal tersebut bisa menjadi cerminan bahwa memang pada kenyataannya budaya baca kita dan masyarakat kita masihlah perlu dipertanyakan.
Ketiga, yang tak kalah penting untuk dipertanyakan adalah sudahkan kita memiliki minat menulis dan mau menulis sebuah buku? Lagi-lagi jawabannya terpulang kepada setiap orang.
Sejogyanya, jika seseorang memiliki minat baca yang tinggi dan memiliki kecintaan terhadap buku, bukanlah hal yang mustahil untuk bisa menghasilkan karya buku.
Apalagi dijaman serba mudah seperti sekarang, sangat banyak tersedia fasilitas untuk menulis termasuk adanya berbagai pelatihan untuk menulis buku. Seperti halnya yang disediakan MediaGuru Indonesia. Artinya, menulis buku bukan lagi sebuah kemustahilan.
Untuk itu, dalam rangka memaknai Harbuknas pada hari ini, selayaknya kita melakukan sebuah perenungan. Terutama tentang sejauh mana minat baca yang kita miliki, sudahkan kita berusaha untuk meningkatkan minat baca tersebut.
Selanjutnya yang tak kalah penting adalah sudah berapa buah buku yang kita miliki dan sekaligus dibaca selama ini. Terakhir, sudahkah kita berusaha maksimal untuk melahirkan karya tulis maupun buku. Sekali lagi, jawabannya terpulang pada diri kita masing-masing.
Selamat Hari Buku Nasional.Weni Fitria, ditulis dalam rangka memperingati Harbuknas.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
siipp
Makasih Bu
Selamat Hari Buku Ibu.
Selamat Harbuknas juga