Yayu Arundina

Saya adalah guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Cimahi. Suka juga ikut-ikutan acara blogger dan motret untuk refreshingnya. Menikmati hidup itu favorit...

Selengkapnya
Navigasi Web
Baksos Media Pembentukan Karakter Siswa
Bakti Sosial di Sebuah Panti

Baksos Media Pembentukan Karakter Siswa

Pagi itu kukejar waktu memenuhi janji bertemu di sebuah lokasi yang telah disepakati. "Ah, rasanya terlambat." Namun, ada kawanku yang terjebak kemacetan parah menuju lokasi. Kami yang sudah lengkap menantinya sambil berbincang-bincang. Matahari sudah mulai terang. Tiba-tiba sebuah Grab memasuki lokasi. "Maafkan... Maaf... Maaf," ujarnya berkali-kali. Kami tersenyum menanggapinya. Setelah itu, rombonganpun beriringan menuju lokasi tujuan.

Matahari yang mulai hangat menemani perjalanan kami. Untungnya kemacetan belum menghadang. Namun, pasar pagi memaksa kami untuk memutar arah lebih jauh. Tiga mobil berjalan beriringan. Lama-lama, kami mulai tersalip mobil lain dan terpisah. Duh. Aku yang berada di mobil terakhir mulai celingukan. Mencari kawan. Tak lama kami berjumla lagi. Dua mobil beriringan. Temanku membuka wa. Satu mobil telah sampai di tujuan.

"Kalian dimana?"

"Kami di pasar."

"Wah kejauhan. Mundur. Tempatnya pas sebrang Indomaret."

Kamipun mengikuti instruksinya. Ketika menemukan supermarket itu, tak ada tempat yang kami tuju. Hanya sebuah tembok. Kami mengukur jalan lagi. Mencari-cari. Tak ketemu. Sampai akhirnya, kamipun bertanya pada beberapa orang yang ada. Nihil.

Instruksi demi instruksi, kami terima melalui wa. Sampai akhirnya tiba juga di lokasi tujuan. Halamannya luas. Mesjid menjadi bangunan paling depan. Mobil masuk lebih dalam. Ada tempat parkir yang cukup luas.

Beberapa orang sudah menanti kedatangan kami. Pak ustad menyalami kami. Kami meminta bantuan beliau untuk membawa barang-barang bawaan. Tiga karung beras. Satu dus minyak goreng. Satu dus permainan anak-anak. Beberapa bungkus Pampers. Sembako. Juga beberapa bingkisan kecil untuk pengurua dan penghuni panti. Semua barang-barang itu sudah ada di dalam ruangan.

Kemudian, kami diajak memasuki ruangan lain yang ada lemari baca. Mungkin sebagai ruang baca panti atau perpustakaan. Di sana, anak-anak sudah berkumpul. Seorang anak kecil tersenyum manis. Kulitnya putih bersih. Matanya bulat. Hafids namanya. Hati kami pun terpaut padanya.

Sesaat kemudian, pak ustad mulai bercerita tentang sejarah panti, asal-usul penghuni panti, suka-duka mengurus panti. Banyak kisah yang ditorehkan.

Ternyata Hafids memiliki kisah tragis. Orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Dia hidup sebatang kara. Bulir-bulir air matapun mulai bercucuran. Beberapa kawanku mulai sesenggukan, ingat pada buah hatinya.

Kakak-kakaknya di panti bekerja keras demi bisa sekolah dan kuliah. Betapa gigih perjuangan mereka.

Seorang ibu ditinggalkan anaknya begitu saja. Kerja kerasnya dalam membesarkan anak-anaknya hilang tak berbekas.

Ah, begitu banyak kisah di panti yang telah menyentil jiwa kami. Betapa kami harus sangat-sangat bersyukur dengan segala keberuntungan yang ada. Kesuksesan adalah buah dari segala usaha, kerja keras, kerja cerdas dan doa. Betapa kami harus semakin giat belajar dan bekerja agar memiliki rejeki lebih untuk mereka. Rasanya semangat hidup kami bertambah berlipat-lipat.

Berbagi memang sangat membahagiakan, menginisiasi, dan memotivasi agar kami bisa menjadi manusia-manusia yang lebih baik lagi.

Aamiin

Cimahi, 1 Juli 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post