Bermain: Belajar Bersosialisasi (2)

Ketika bermain dilihat sebagai kebutuhan, maka ketika itu pulalah sebenarnya anak belajar banyak dari lingkungannya. Artinya, selama ia dapat bermain di luar rumah, di sekolah, dan di ruang terbuka hijau, ia akan dapat lebih mengenal teman atau orang lain yang ada di sekelilingnya. Selain itu, jalinan komunikasi yang intens dapat memperluas wawasan anak.

Peran orang tua di dalam pendampingan pada saat bermain juga tidak kalah penting. Dalam hal ini orang tua tetap mengawasi dan mengarahkan serta mengajari hal-hal yang baru, seperti berkenalan, bersikap santun, mengajarkan makna antre (bergiliran) di suatu pusat perbelanjaan, bersikap hormat, bekerja sama, dan sebagainya. Dengan adanya pendampingan yang hangat, tentu saja anak akan merasakan kenyamanan dan kebahagiaan.

Bermain menjadi sarana belajar bersosialisasi dengan cara 'trial and error'. Mereka dikenalkan konsep bahwa belajar itu merupakan upaya yang dilakukan tidak dalam sekali waktu untuk mengarah kepada keberhasilan. Sebaliknya, setiap upaya pastilah menemui "kegagalan", yang pada intinya bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Inilah poin penting yang ingin dicapai ketika bermain. Pada waktunya anak bisa mengatasi kesulitan yang dia hadapi kelak.

Bersambung

Batununggal Indah, 3 Agustus 2022 11:14