Sebenarnya Kangen (2)

Oleh Yusnimar Nora

Setelah dua minggu libur, aku tetap di rumah aja. Aku senang bisa di rumah bersama ummi dan ayah. Cuma aku sering ledekin ummi.

"Ummi curang, pas Fathur pulang, ummi pergi terus tiap hari dan pulang sore."

"Iya, Sayang. Ummi tapi kerja. InsyaAllah nanti kalau ummi libur, kita pergi-pergi ya, Nak," jawab ummi sedih sambil menciumku.

Akhirnya karena ummi selalu sibuk, aku dijemput oleh Pak Uncu. Aku pergi ke Pasaman bersama Pak Uncu, naik bus. Ummi sangat sesih dan menangis waktu bus kami berangkat. Aku sempat ragu karena sedih melihat ummi.

Aku sampai di Pasaman, sudah malam. Aku langsung menelepon ummi agar ummi tidak cemas. Ummi sangat menyayangi kami, aku dan Uda Haris.

Besoknya, ummi vicall. Aku berusaha tetap ceria agar ummi tidak sedih. Ummi ditertawakan sama Tek Ye.

"Udah tu nelpon-nelpon. Besok ndak boleh lagi menelepon," kata Tek Ye sambil tertawa.

Kami saling berbagi cerita. Anak-anak Tek Ye saling memperebutkan aku, ini yang aku senang. Jadi keberadaanku berarti bagi adik-adikku itu. Mereka patuh padaku. Saat Tek Ye sekolah, aku yang menjaga mereka, karena Pak Uncu juga bekerja.

Bukittinggi, 31 Juli 2022.