Aadigang, Adigung, Adiguna (T.486)
Bab 15: Manusia Datang Membawa Mesin
Tanah bergetar. Udara dipenuhi suara deru mesin. Seperti kawanan naga baja, truk-truk dan alat berat merayap masuk ke jantung Hutan Gumitir. Rantai-rantai baja menjuntai, gigi-gigi mesin berputar tajam, dan mata para manusia menatap tajam penuh ambisi.
“Cepat! Area ini harus bersih sebelum malam!” teriak salah satu manusia yang memakai rompi oranye terang.
Pohon-pohon pertama tumbang. Suara “KRAAKK!” terdengar seperti jerit kesakitan dari makhluk hidup yang tak bisa berlari. Tanah menganga, akar-akar tua tercabut, dan hewan-hewan kecil berlarian panik.
Dari kejauhan, Pipit kecil melihat semuanya. Ia terbang tinggi dan berputar-putar, memberi tanda pada teman-temannya. Ia tahu waktunya hampir habis.
“Tikus! Arahkan jalur bawah tanah ke arah sungai!” seru Pipit. “Kura-kura! Ajak anak-anak landak ke tempat perlindungan!” “Kelinci! Bawa semua anak-anak kecil menjauh dari jalur alat berat!”
Pipit terbang ke sana kemari tanpa henti. Napasnya tersengal, bulunya kotor oleh debu dan asap, tapi semangatnya menyala lebih terang dari matahari.
Namun manusia tidak hanya membawa mesin.

Mereka membawa peta pembangunan.
“Di sini akan dibangun gudang logistik, lalu jalan beton. Di tengah, ada ruang parkir dan tempat istirahat. Hutan ini ideal tanahnya datar, strategis,” jelas salah satu dari mereka sambil membuka gulungan besar bergambar kotak-kotak dan garis merah.
Garis merah itu tepat melintasi Pohon Rapat.
Di tempat itulah hewan-hewan biasa berkumpul. Di sana semua harapan disemai.
Raja Kijang bersembunyi di balik pohon besar. Ia menyaksikan mesin pemotong mendekat dengan cepat.
“Ini… tidak bisa kuhindari,” gumamnya pelan. “Lari saja… tidak cukup.”
Di sisi lain, Raja Gajah berdiri terpaku saat melihat salah satu anak buahnya terperosok akibat tanah yang retak oleh alat berat.
“Tenagaku… tidak bisa melawan semua ini,” bisiknya.
Dan Raja Ular, dari tempat persembunyiannya di celah batu, mengamati manusia yang memasang alat pelacak dan bendera-bendera merah penanda batas.
“Strategi pun… tak banyak berguna jika kita sendirian,” lirihnya.
Untuk pertama kalinya, ketiga raja menyadari bahwa hutan mereka benar-benar terancam.
Namun saat mereka masih ragu, Pipit melesat ke langit, lalu turun cepat ke depan mereka bertiga.
“Lihatlah!” serunya sambil menunjuk ke arah Pohon Rapat yang kini dikelilingi asap dan suara mesin.
“Ini bukan hanya tentang tanah atau kekuasaan! Ini tentang rumah kita semua! Tentang anak-anak kijang, bayi-bayi gajah, dan telur-telur burung yang belum menetas! Kalau kita diam saja… takkan ada hutan lagi untuk kalian pimpin!”
Raja Kijang menunduk. Raja Gajah terdiam. Raja Ular menatap jauh ke arah tempat manusia memaku papan bertuliskan: “PROYEK PEMBANGUNAN DIMULAI HARI INI”
Dan Pipit menambahkan,
“Kami yang kecil sudah mulai bergerak. Tapi kami butuh kalian. Bukan untuk memerintah… tapi untuk melindungi. Dengan bersatu.”
Sementara itu, para manusia mulai menyiapkan mesin terbesar si pemotong utama. Jika mesin itu menyala dan bergerak ke tengah hutan, semua akan lenyap dalam hitungan jam.
Pipit kembali ke langit. Ia tahu, waktu makin menipis.
Namun hari itu, sebuah harapan kecil mulai tumbuh. Untuk pertama kalinya, ketiga raja mulai membuka mata, bukan hanya melihat… tapi menyadari.
Bahaya sudah datang.Tapi harapan pun mulai menjalar.
=================================================================
Garahan, 25 Juni 2025 / Rabu Pon, 28 Dzulhujjah 1446 H, 08.34 WIB

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Good
Good
Good
Inspirasiku, kasih tips pak, berpikir kritis dan logis.