Adigang, Adigung, Adiguna (T.474)
Bab 2: Tiga Kerajaan, Tiga Raja
Di dalam Hutan Gumitir yang luas dan subur, terbentang tiga wilayah besar yang dikuasai oleh tiga kerajaan hewan yang berbeda. Masing-masing kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang sangat bangga akan kehebatannya. Meskipun tinggal dalam satu hutan, ketiga raja ini jarang bertegur sapa dan masing-masing merasa dirinya paling hebat, paling kuat, dan paling layak dihormati.
Di sebelah utara hutan, terbentang Kerajaan Langkah Cepat, dipimpin oleh Raja Kijang yang dikenal akan kecepatannya yang luar biasa.
“Tak ada yang bisa menandingi lari kilatku,” kata Raja Kijang suatu hari sambil melompat-lompat kecil di atas rumput hijau. Ia bangga pada kakinya yang panjang dan langkahnya yang ringan. Ia sering berpacu sendiri melawan angin hanya untuk membuktikan bahwa ia adalah yang tercepat di Hutan Gumitir.
Di bagian tengah hutan, tepat di dekat sungai besar dan padang rumput luas, berdiri megah Kerajaan Kekuatan Besar yang dipimpin oleh Raja Gajah. Badannya besar, suaranya menggelegar, dan tiap langkahnya membuat tanah bergetar.
“Akulah penguasa sejati hutan ini,” katanya dengan suara berat dan sombong. Ia yakin bahwa siapa pun akan tunduk jika melihat kekuatannya. Raja Gajah sering mengangkat batang pohon besar dengan belalainya hanya untuk menunjukkan kekuatan yang luar biasa.
Sementara itu, di bagian timur hutan yang lebih teduh dan dipenuhi pepohonan rimbun, berdiri Kerajaan Akar Dalam. Penguasanya adalah Raja Ular, hewan cerdas yang suka menyusun rencana dan berbicara dengan kata-kata licin.

“Hebat itu bukan tentang lari atau otot,” ucap Raja Ular suatu hari pada rakyatnya, “tapi tentang pikiran tajam dan strategi cerdik.” Ia dapat menipu bahkan hewan-hewan besar hanya dengan kata-kata, dan ia selalu merasa bahwa dialah pemimpin paling pintar di seluruh hutan.
Meski tinggal berdekatan, ketiga raja itu hampir tidak pernah bekerja sama. Mereka lebih sering bersaing dalam diam. Jika Raja Kijang menemukan jalan baru di hutan, Raja Gajah akan berusaha menguasainya dengan kekuatan, dan Raja Ular akan menyebar cerita-cerita agar yang lain terlihat buruk.
Rakyat di setiap kerajaan sebenarnya merasa lelah dengan kesombongan para rajanya. Mereka ingin hidup damai, berbagi buah hutan, air sungai, dan udara segar seperti dulu. Namun, selama para raja masih merasa dirinya yang paling hebat, persatuan terasa mustahil.
Pada suatu pagi yang cerah, seekor burung nuri berwarna-warni yang biasa terbang bebas dari satu wilayah ke wilayah lain, membawa kabar menarik. Ia melihat ketiga raja sedang berkeliling wilayahnya masing-masing, memamerkan kebolehan di hadapan rakyat. Raja Kijang sedang berpacu dengan bayangannya sendiri, Raja Gajah sedang menggoyang pohon besar hingga buah-buahnya berjatuhan, dan Raja Ular sedang berpidato panjang lebar tentang betapa cerdasnya dirinya.
“Wah, mereka benar-benar tidak bisa hidup tanpa membanggakan diri,” gumam burung nuri sambil terbang ke sebuah pohon tinggi di tengah-tengah hutan. Di sanalah para hewan kecil dan besar biasa berkumpul untuk berdiskusi dan saling berbagi cerita.
Melihat keadaan itu, para hewan mulai gelisah. Mereka tahu bahwa jika ketiga raja terus seperti ini, suatu hari hutan bisa berada dalam bahaya. Mereka butuh pemimpin yang bersatu, bukan bersaing. Tapi siapa yang bisa mengajak para raja itu duduk bersama? Siapa yang cukup berani dan cukup bijak untuk menyadarkan ketiganya?
Burung nuri lalu menatap ke arah sebuah sarang kecil di atas pohon tinggi. Di sanalah seekor burung pipit kecil tinggal. Ia bukan raja, bukan juga tokoh penting, tapi ia punya sesuatu yang berbeda hati yang rendah dan tekad yang besar. Ia belum menyadari bahwa suatu hari, dialah yang akan membawa perubahan besar di Hutan Gumitir.
=================================================================
Garahan, 10 Juni 2025 / Selasa Pon, 13 Dzulhijjah 1446 H, 08.01 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap surantap Mas ustadz. Lanjuuut. Sukses selalu