Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Guru Madrasah Ibtidaiyah mempunyai impian sukses menjadi guru dunia akhirat email jumaritito1976gmailcom FB Jumari Tito Galing IG Jumari Tito Tiktok Gur

Selengkapnya
Navigasi Web
Adigang, Adigung, Adiguna (T.497)

Adigang, Adigung, Adiguna (T.497)

Bab 25: Semua Bekerja Sama

Matahari mulai tergelincir ke barat, cahayanya membias lembut di antara daun-daun pohon Hutan Gumitir. Hari itu menjadi hari yang tak terlupakan. Bukan karena peperangan atau kemenangan seekor raja, tapi karena semua hewan bersatu hati dan bekerja sama menyelamatkan rumah mereka.

Pipit kecil, yang menjadi penggerak utama, terbang rendah ke bawah Pohon Rapat. Di sana sudah berkumpul para tokoh penting: Raja Gajah dengan tubuhnya yang besar, Raja Kijang dengan sorot matanya yang tajam, dan Raja Ular yang melingkar tenang di batu besar.

Namun kali ini, bukan mereka yang paling menonjol.

Di sekeliling mereka, ratusan hewan berdiri berjajar. Ada kelelawar yang biasanya menghindari cahaya, kini berdiri berdampingan dengan burung jalak. Ada landak dan musang, tupai dan rusa, bahkan semut dan lebah semua hadir dengan wajah cerah dan penuh bangga.

Pipit naik ke sebuah ranting rendah dan berkicau,

“Hari ini, kita semua telah membuktikan bahwa kekuatan sejati bukan pada ukuran tubuh, bukan pula pada gelar raja tapi pada kerja sama.

Semua hewan bersorak. Bahkan gajah mengangkat belalai dan meniupkan suara riang.

Raja Kijang melangkah maju.

“Aku, Raja Kijang, ingin mengatakan: andai aku sendirian, aku hanya bisa berlari... dan gagal.”

Raja Gajah menyusul:

“Aku bisa merobohkan pohon, tapi tak bisa menghadapi rencana manusia sendiri.”

Raja Ular menyeringai kecil:

“Aku punya akal, tapi hari ini... akal seekor pipit kecil jauh lebih tajam dari milikku.”

Semua mata tertuju pada Pipit. Ia tersipu, tapi tetap tersenyum.

Kemudian, para hewan mulai saling memberi salam dan memuji satu sama lain. Rusa memeluk bangau rawa. Tikus dan burung hantu tertawa bersama. Bahkan buaya dan kerbau yang biasanya tidak akur, kini berdiri berdampingan dalam diam yang damai.

“Ini belum akhir,” kata Pipit,

“Karena manusia bisa datang lagi kapan saja. Tapi mulai hari ini, kita tidak lagi sendiri-sendiri. Kita satu keluarga.”

Untuk merayakan keberhasilan hari itu, semut-semut membuat pesta kecil dengan potongan buah-buahan. Lebah menyuguhkan madu terbaik. Musang mengumpulkan bunga liar. Burung-burung menyanyi dari pucuk-pucuk pohon.

Malam pun datang, tapi tidak ada rasa takut. Malam itu penuh tawa, cerita, dan nyanyian.

Raja Gajah menatap ke langit.

“Barangkali, dulu kita terlalu bangga menjadi raja. Kita terlalu sibuk membanggakan diri, sampai lupa bahwa hutan ini milik bersama.”

Raja Ular mengangguk.

“Dan hari ini, kita tahu siapa pahlawan sesungguhnya.”

Raja Kijang menoleh ke Pipit.

“Bukan kami, bukan para raja. Tapi seekor Pipit kecil yang punya hati sebesar hutan.”

Pipit tertunduk, matanya berkaca-kaca. Tapi sebelum ia bicara, burung-burung kecil lain mulai berseru:

“Pipit bukan hanya pahlawan, dia sahabat kita semua!”

“Pemimpin sejati tak butuh mahkota!” seru burung jalak.

Pipit mengangguk pelan.

“Aku bukan pemimpin. Aku hanya teman yang ingin semua temannya selamat.”

Dan malam itu, Hutan Damai benar-benar menjadi damai, bukan karena tiga raja berdamai… tapi karena semua makhluk, tanpa memandang ukuran dan kekuatan, bekerja sama menjaga rumah mereka.

“Jika seekor pipit bisa membuat hutan bersatu, bayangkan apa yang bisa kita lakukan bersama.”

===================================================================

Garahan, 05 Juli 2025 / Sabtu Pon, 09 Muharram 1447 H, 09.15 WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pesan moralnya nendang pake banget Mas ustadz. Mantap surantap. Sukses selalu

05 Jul
Balas

hehehe hanya memyampaikan tersirat kejadian yang memang terjadi disekitar saya mas ustadz, salam sukses selalu

06 Jul



search

New Post