Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Guru Madrasah Ibtidaiyah mempunyai impian sukses menjadi guru dunia akhirat email jumaritito1976gmailcom FB Jumari Tito Galing IG Jumari Tito Tiktok Gur

Selengkapnya
Navigasi Web
Adigang, Adigung, Adiguna (T.498a)

Adigang, Adigung, Adiguna (T.498a)

Bab 26: Para Manusia Terkejut Keesokan paginya, kabut belum sepenuhnya sirna dari lembah di pinggiran Hutan Gumitir. Tapi para manusia kembali. Mereka datang bukan dengan gergaji dan alat berat, melainkan dengan kamera, alat catat, dan wajah penuh heran:

“Pak, semalam kru kita mendadak mundur semua. Mereka bilang hutan ini berhantu… atau hidup,” ujar salah satu pekerja kepada pemimpinnya.

Pemimpin proyek seorang pria berkaca mata dan berbadan tinggi mengangkat alis. “Berhantu? Tidak masuk akal. Kita hanya sedang berurusan dengan hutan biasa.”

Namun, saat mereka masuk lebih dalam ke hutan, yang mereka lihat sungguh tak biasa.

Tenda mereka yang ditinggalkan rapi kini telah berubah. Dindingnya dihiasi sulur tanaman dan bunga liar. Kabel-kabel yang kemarin putus kini terbungkus daun-daun besar seolah dilindungi. Di atas tanah, ada jejak-jejak aneh, bukan dari sepatu manusia, tapi dari cakar, kuku, dan kaki kecil binatang.

“Siapa yang melakukannya? Apa ini sabotase?” gumam teknisi muda.

Mereka melangkah pelan menuju jalur alat berat. Tapi yang mereka temui justru puluhan lubang kecil dan jejak kaki babi hutan. Lubang-lubang itu menghambat jalan, membuat ban kendaraan tak bisa lewat.

Saat mereka terus berjalan, bunyi desis dan dentingan sayap terdengar dari balik pepohonan. Sekilas, mereka melihat sekumpulan burung kecil beterbangan membentuk formasi seperti simbol hati dan pohon yang kemarin sempat terlihat di udara.

Pemimpin proyek mulai terdiam:

“Apa mereka... mengirim pesan?”

Tiba-tiba, seorang anak muda di antara mereka menunjuk ke batang pohon besar yang kemarin hendak ditebang. Ada ukiran alami di sana, tampak seperti bekas cakaran dan paruh.

Tulisan itu berbunyi:

"Hutan ini hidup. Kami tinggal di sini. Kami tidak ingin berperang, hanya ingin tetap ada."

Semua terdiam. Tidak ada suara selain angin yang berhembus pelan:

“Saya… saya tidak tahu harus berkata apa,” ujar pemimpin proyek.

“Seumur hidup saya masuk hutan, baru kali ini saya merasa… dilihat balik.”

Tak lama kemudian, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan penebangan. Mereka menghubungi kantor pusat dan menyampaikan laporan mengejutkan: “Hutan ini tidak bisa disentuh. Ada kehidupan yang tidak bisa dijelaskan secara logika.”

Beberapa hari kemudian, berita tentang Hutan Gumitir menyebar ke kota-kota. Orang-orang mulai menyebutnya sebagai “Hutan Ajaib yang Menolak Mesin”. Para ilmuwan datang, tapi tak satupun dari mereka bisa menjelaskan kenapa alat-alat berat gagal, kabel rusak, dan suara-suara aneh terdengar saat malam.

Namun mereka semua sepakat pada satu hal:

“Ada keteraturan tak kasat mata di sana. Seolah makhluk-makhluk kecil di dalamnya menjaga rumah mereka dengan kecerdasan luar biasa.”

Di Hutan Gumitir, Pipit kecil duduk di ujung ranting tertinggi. Ia melihat manusia yang mundur dengan raut wajah kebingungan, tapi tidak marah.

Ia berkata pelan:

“Mereka tak perlu takut… asal mereka tahu batas.”

Dan di bawah Pipit, para hewan merayakan keberhasilan hari kedua. Kali ini, bukan hanya karena manusia pergi, tapi karena manusia mulai mendengar tanpa dipaksa.

Hutan pun tetap berdiri, dan untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, manusia mundur bukan karena kekalahan, tapi karena rasa kagum.

==================================================================

Garahan, 06 Juli 2025 / Ahan Pon, 10 Muharram 1447 H, 13.21WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap dan keren ceritanya, juga ilustrasinya. Bagaimana persiapan Porseninya Pak Tito. Saya besuk berangkat ke Jember. Semoga bisa ketemu. Basecamp Jombang di Hotel Sulawesi.

06 Jul
Balas

Ready PORSENI Jawa Timur di Jember

07 Jul



search

New Post