Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Guru Madrasah Ibtidaiyah mempunyai impian sukses menjadi guru dunia akhirat email jumaritito1976gmailcom FB Jumari Tito Galing IG Jumari Tito Tiktok Gur

Selengkapnya
Navigasi Web
Hilangnya Adab Permisi Cermin Retaknya Etika Sosial di Tengah Peradaban Modern (T.471a)

Hilangnya Adab Permisi Cermin Retaknya Etika Sosial di Tengah Peradaban Modern (T.471a)

Dalam budaya ketimuran yang selama ini dijunjung tinggi di Indonesia, etika dan sopan santun merupakan bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk etika itu adalah kebiasaan mengucap “permisi” atau dalam bahasa Jawa disebut kulo nuwun ketika melintas di depan orang lain, terlebih ketika mereka sedang duduk, bekerja, atau beraktivitas di tempat umum seperti pinggir jalan, halaman rumah, atau pelataran. Sayangnya, nilai-nilai tersebut kini mulai tampak memudar dari praktik kehidupan masyarakat.

Pengalaman sederhana namun sarat makna terjadi ketika seseorang sedang menyapu di halaman rumah atau di pinggir jalan, yang kebetulan berada di tepi jalan kampung. Motor dan mobil melintas hanya berjarak dua hingga tiga meter, namun nyaris tak ada satupun pengendara yang mengucap “permisi”, apalagi memberikan salam. Jangankan pengendara mobil dengan kaca tertutup, pengendara motor pun sering berlalu tanpa sedikitpun mengangkat tangan atau menundukkan kepala sebagai isyarat sopan santun. Dulu, anak-anak diajarkan bahwa jika melintas di depan orang, wajib permisi. Lalu, ke manakah ajaran ini menguap?

Pendidikan Adab: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Fenomena ini memunculkan pertanyaan mendalam: siapa yang salah? Apakah guru yang tidak lagi mengajarkan adab secara eksplisit di sekolah? Apakah para murid tidak menginternalisasi nilai-nilai itu dalam kehidupan nyata? Atau apakah teknologi modern telah menyingkirkan etika dalam interaksi sosial?

Guru pada dasarnya memiliki peran penting sebagai penjaga nilai dan budaya. Di sekolah maupun pesantren, pendidikan karakter seperti menghormati orang lain, sopan santun, dan adab berjalan di tempat umum sudah diajarkan. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa apa yang diajarkan belum tentu dipraktekkan. Di sinilah peran orang tua dan lingkungan sangat menentukan. Nilai adab bukan hanya tugas guru di sekolah, tapi juga tanggung jawab keluarga dan masyarakat sekitar.

Teknologi dan Individualisme Sosial

Di sisi lain, tidak dapat disangkal bahwa perkembangan teknologi, khususnya gawai dan media sosial, turut mempengaruhi cara kita berinteraksi. Masyarakat kini semakin sibuk dengan dunia digital dan semakin acuh terhadap interaksi nyata di sekitarnya. Anak-anak dan remaja lebih fasih mengucapkan "excuse me" dalam permainan daring dibanding mengucapkan “permisi” kepada tetangganya sendiri. Teknologi canggih tanpa dibarengi nilai kearifan lokal berpotensi mengikis kepekaan sosial kita.

Budaya ketimuran kita justru dibangun atas dasar rasa hormat, tenggang rasa, dan sopan santun. Ketika etika kecil seperti mengucapkan permisi mulai dilupakan, ini bukan hanya tanda lunturnya budaya, tapi juga gejala retaknya jalinan sosial antar warga.

Penutup: Merenung dan Bergerak

 

Kini saatnya kita merenung. Jika sopan santun mulai dianggap sepele, maka keretakan dalam tatanan sosial akan semakin nyata. Maka, mari kita kembalikan budaya permisi bukan sekadar sebagai formalitas, tapi sebagai bentuk penghormatan kepada sesama. Ajarkan kembali dari rumah, perlihatkan teladan di jalanan, dan perkuat nilai itu di sekolah. Karena adab bukan hanya soal ajaran, tapi tentang menjaga warisan luhur agar peradaban kita tetap bernilai.

====================================================

Garahan, 07 Juni 2025 / Sabtu Kliwon, 10 Dzulhijjah 1446, 09.22 WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya, Pak Tito. Salam sukses selalu!

07 Jun
Balas



search

New Post