. TUKANG SERVIS

       (Pentigraf-2)

    Oleh: Sultan Chemistry

Baru saja pulang dari sekolah, aku langsung mandi dan makan di meja makan. Rasa ngantuk berat datang menghampiri tanpa ampun. Hal ini karena terlalu capek dengan jam mengajar yang begitu padat hari ini. Tak terasa aku tertidur di depan televisi yang kunyalakan untuk mengikuti perkembangan calon menteri yang dipanggil menghadap presiden terpilih. Aku tertidur pulas sejenak memulihkan energi agar badan terasa segar kembali

Aku tersadar, saat seseorang berteriak-teriak di depan rumah. Sambil masih tiduran, aku simak baik-baik apa yang dia katakan. Oh ternyata dia penjual alat-alat elektronik dan sekaligus tukang servis. Aku sangat terganggu dengan kehadirannya. Apalagi dia berhenti di depan rumah. Suaranya semakin lama semakin keras, sehingga aku merasa tidak nyaman akan kehadirannya.

Aku keluar menemuinya dalam keadaan rasa jengkel. Tetapi rasa jengkel itu aku pendam saja, untuk mengetahui apa maunya tukang servis tersebut. Lelaki separuh baya itu mengangguk sopan kepadaku sambil berkata, Maaf Pak, sengaja saya berlama-lama dan suara saya keraskan, agar bapak segera keluar. Kunci motor bapak belum dicabut dan ada tas di sadel motor. Saya khawatir ada orang yang mengambilnya." Aku takdapat berkata apa-apa, selain beristighfar dan mengucapkan terima kasih.

Segera aku ambil kunci motor tersebut yang berisi laptop dan sejumlah dokumen penting. Dalam hatiku, sungguh mulia hatimu bapak, Allah memberikan peringatan bagiku untuk tidak berburuk sangka terhadap seseorang.

Kajang, 17 Oktober 2024