Aan Frimadona Roza

Lahir di Way Kanan, 22 Februari 1982, Saat ini mengajar dan mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah di SMPN 2 Kasui Kabupaten Way Kanan,Lampung....

Selengkapnya
Navigasi Web
Asal Muasal Nama Baradatu
Dok.sungai Way Besai tempat pemukiman penduduk Kampung Tiuh Balak Tua konon kabarnya banyak pohon Datu tempat lebah bersarang.

Asal Muasal Nama Baradatu

Asal Muasal Baradatu

Konon setiap nama tempat memiliki makna dan cerita yang melatarinya sehingga memiliki kekhasan dalam mengingatnya termasuk nama kita atau nama daerah yang kita kerap sebut misalnya.

Sejarah panjang Baradatu di mulai sejak zaman kolonial Belanda sejak kota ini mulai dihuni penduduk. Pada awalnya Baradatu berstatus Negeri (semacam desa pada masa lalu) yang berada di bawah kekuasaan Kawedanaan Blambangan Umpu. Negeri Baradatu membawahi kampung-kampung diantaranya Tiuh Balak,Gedung Pakuon,Cugah,Gunung Katun. Kampung Tiuh Balak merupakan kampung yang tertua di Kecamatan Baradatu yang merupakan cikal dari pemekaran kampung-kampung yang ada di kecamatan Baradatu yang dahulu berada di tepi Way Besai yang dalam bahasa Lampung " way" berati sungai dan besar berarti besar.

Penduduk Baradatu semakin bertambah dengan datangnya gelombang pendatang, utamanya dari tanah Jawa. Pendatang yang bermukim di Baradatu ini sebagian besar merupakan transmigran. Terdapat dua pola transmigran yang mulai migrasi sejak tahun meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah lalu tahun 1948,1957 hingga 1961.

Alkisah di Kampung Tiuh Balak tua seputaran 61 orang menyebut nya saat ini karena masuknya penduduk transmigran dari Jawa tahun 1961 yang berada disekitaran tepi sungai Way Besay tumbuhlah banyak pohon yang cukup besar-besar diantara salah satunya adalah pohon "Datu" begitu mereka masyarakat menyebutnya. Pohon Datu merupakan pohon dengan ketinggian dan memiliki rerimbunan daun yang cukup lebat sehingga lebah kerap kali merasa nyaman untuk membuat rumah dipohon tersebut agar kelak kemudian hari lebah madu akan berproduksi banyak dan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan yang sangat baik untuk kesehatan khususnya penduduk sekitarnya. Untuk mengambil lebah madu tersebut penduduk melakukanya pada waktu tertentu dan yang paling tepat adalah di bulan purnama atau dalam bahasa Lampung yakni bulan bara atau Bakha sehingga madu dapat diambil dengan nyaman. Kebiasaan yang dilakukan penduduk setempat dalam mengambil lebah madu saat bulan purnama di pohon Datu itulah yang menjadikan daerah tersebut mereka menamainya Baradatu yang berasal dari kata bahasa Lampung yakni Bara atau Bakha yang berarti bulan purnama dan Datu yang berarti nama pohon.

Demikian asal muasal nama Baradatu yang hingga saat ini bagian dari Kabupaten Way Kanan provinsi Lampung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post