Aan Frimadona Roza

Lahir di Way Kanan, 22 Februari 1982, Saat ini mengajar dan mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah di SMPN 2 Kasui Kabupaten Way Kanan,Lampung....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menanamkan Pendidikan Demokrasi Pelajar

Menanamkan Pendidikan Demokrasi Pelajar

Hiruk pikuk perpolitikan negeri ini menjadikan headline dimedia Massa dan elektronik; dari, usai bahkan menjelang pesta demokrasi akan datang mulai level presiden, legislatif, kepala daerah hingga pemilihan Kepala Desa bahkan pemilihan RT yang sejatinya banyak pelajaran yang bisa diambil hikmahnya oleh masyarakat.

Even hajatan demokrasi semacam itu laiknya memunculkan kedewasaan berdemokrasi masyarakat semakin teruji dan terasah. Pembelajaran berdemokrasi tersebut, sebenarnya bisa diawali dari level yang paling kecil semisal dilingkungan sekolah yakni dengan adanya pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Pendidikan demokrasi melalui pemilihan ketua OSIS yang dilakukan secara langsung, menjadi pembelajaran berharga bagi para siswa untuk mengenal proses demokrasi yang pada saatnya nanti anak-anak kita menjadi bagian dari masyarakat sesungguhnya, mereka sudah memiliki pengalaman yang berharga.Kiranya, pengenalan proses demokrasi sejak dini ini perlu ditanamkan oleh sekolah yang merupakan sumber pendidikan utama anak bangsa ini.

Mengenalkan pendidikan demokrasi bagi siswa merupakan langkah awal menyiapkan calon pemimpin masa depan bangsa, setidaknya banyaknya calon pemimpin ke depan yang kaya pengalaman mulai dari jenjang sekolah sebagai suatu proses pembelajaran untuk memberi pengalaman kepada siswa khususnya praktik pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn), IPS dan pengembangan karaktek siswa lebih baik mala demokrasi perlu diajarkan dan dipraktekkan sejak dini untuk anak-anak kita, mulai dari sekolah mereka. Siswa belajar bagaimana memilih seorang pemimpin secara demokratis. Bagaimana praktek menggunakan hak suara atau hak pilihnya untuk menentukan siapa yang berhak dan pantas menjadi pemimpinnya dalam suatu wadah organisasi siswa (OSIS).

Kegiatan memilih ketua OSIS yang disalurkan melalui Pemiu OSIS sudah menjadi agenda rutin tahunan sebagai upaya menanamkan pemahaman demokrasi sejak dini kepada anak didiknya melalui pemilihan ketua OSIS secara langsung, umum, bebas, dan rahasia.Pembelajaran berdemokrasi ala pelajar ini diyakini sebagai proses pemahaman demokrasi yang baik bagi pelajar agar tidak canggung lagi ketika kelak hidup bermasyarakat dan ikut berperanserta dalam kehidupan bernegara yang menganut sistem demokrasi.

Model pemilihan ketua OSIS secara langsung dapat mendorong peran siswa menjadi lebih dominan dan selaras dalam pembelajaran untuk membentuk karakter siswa yang diharapkan sejalan dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Kegiatan di sekolah ini bisa dijadikan sarana pembelajaran kehidupan berdemokrasi bagi siswa. Dengan pendidikan demokrasi sejak dini melalui praktek yang dibuat mulai dari rangkaian pembentukan panitia pemilihan pengurus OSIS, kampanye, debate calon, pelaksanaan pemilihan hingga pelantikan calon dalam pelaksanaan pemilihan ketua OSIS dapat dijadikan agenda tahunan sekaligus hari istimewa bagi siswa sebagai ajang pesta demokrasi ala pelajar.

Dari sebuah pembelajaran demokrasi yang bermula dari sekolah tentunya banyak hal yang didapat. Kegiatan tersebut akan membuahkan karakter yang kuat, menghasilkan pemimpin yang bisa mengendalikan dirinya sendiri tentunya juga akan mampu mengendalikan sesuatu yang lebih besar ( orang lain). Saya pikir semua orang bisa belajar bagaimana memandang sebuah peristiwa demokrasi yang cerdas dan santun. Berkompetisi dalam pemilihan ketua OSIS dapat menghilangkan gap antara siswa, memperluas peranan siswa, memasukan ide-ide mereka dalam banyak agenda kegiatan sekolah. Terlebih sikap dan perilaku yang sportif dan santun dalam pembelajaran demokrasi dapat dinyatakan bahwa menang atau kalah itu hal biasa, harus sportif dan berlapang dada. Kesantunan disini sebagai sebuah karakter yang lahir dari kepolosan, kebiasaan dan budaya sekolah yang menjadi bagian kehidupan siswa sehari-hari.

Harapan besar tentunya dapat dipetik terutama dalam mempertajam sudut pandang terhadap cara anak belajar dan menilai. Serta melihat mereka sebagai pribadi yang unik dan istimewa bukan hanya sebagai anak-anak tetapi calon-calon cendikiawan masa depan.Para pelajar itu belajar mamahami, menarik kesimpulan, membuat argumen, menghargai orang lain dengan unik dari sudut pandang mereka sendiri. Mereka tak melulu harus didikte karena mereka belajar dari mengamati, mengalami, merenungi dan menggunakan landasan-landasan teori dari buku teks, referensi belajar di sekolah,

Akhirnya meminjam istilah filosofis masyarakat Lampung yang penuh keragaman,"Amun mak kham sapa lagi, Amun mak ganta kemeda lagi (Kalau bukan kita siapa lagi, Kalau bukan sekarang kapan lagi)," Saya meyakini akan terlahir pemimpin yang berkualitas harapan banyak orang.Tabik.

#Aan Frimadona Roza, Kepala Sekolah SMPN 2 Kasui Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung, Saat ini di musim penghujan menanam cabai keriting di halaman rumahnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post