Menunggu Hujan Pagi
Terjebak Hujan Pagi
Hujan tiba.
Semua mulai menepi dan berteduh.
Pagi ini di sebuah kedai kopi dekat tiang menara masjid, sembari menyeruput secangkir kopi berharap langit tak lagi berwarna rata abu-abu.
Aku ingat kala kecil, dimana bapak marah kepada ibu:
"hujan saat langit berwarna abu-abu akan berlangsung lama dan selesai dalam waktu tak tentu, berbeda dengan hujan angin dan awan gelap tebal pada sebagiannya, hujan seperti itu mudah diprediksi, mudah ditebak!" kata bapak.
Kesengsaraan hanya akan membuat kita semakin tak bernyali tentang menghadapi hidup, meski tak selamanya seperti itu, lanjut bapak marah.
Hujan belum reda kopi menyisa lalu waktu masih menunggu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar