Aan Harinimiswari

Mari terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik....

Selengkapnya
Navigasi Web
Energi Itu Begitu Besar
Dukungan penuh dari bonek Surabaya untuk kesebelasan Badjoel Ijo

Energi Itu Begitu Besar

Saat berangkat menuju tempat pelatihan Sagusabu, saya melihat pemandangan yang tak biasa. Ya, tak biasa karena tidak kita lihat setiap hari. Perhelatan ini bagi komunitas tersebut diadakan satu tahun sekali karena yang namanya ulang tahun tentu hanya diadakan setahun sekali. Terasa berbeda karena perayaan ulang tahun ini diadakan oleh komunitas pendukung sepakbola di Surabaya yaitu pendukung fanatik Green Force atau Badjoel Ijo, yang lebih dikenal dengan sebutan bonek.

Kondisi lalu lintas jadi macet karena perhelatan ini diselenggarakan di ruas utama jalan A. Yani, Surabaya. Ruas jalan ini merupakan pertemuan arus lalu lintas dari Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya. Tak ayal, jika ruas jalan utama ini tertutup, maka kondisi jalan raya makin ruwet. Ditingkahi deru suara berbagai kendaraan, teriakan-teriakan para bonek dan komunitas-komunitas sayapnya memberi kesan betapa energi para pendukung Green Force ini begitu luar biasa.

Sambil meneruskan perjalanan, aku jadi berpikir, andai saja energi yang begitu besar ini digunakan untuk menyuarakan kebenaran, betapa besar impact-nya. Pada masa yang penuh fitnah ini, kebenaran dan kebatilan saling tumpang tindih. Salah satunya karena kebenaran seringkali enggan bersuara. Mungkin karena segan, mungkin karena tenggang rasa, mungkin karena toleransi, atau mungkin karena tak punya kesempatan berbicara. Apapun alasannya, dari realita yang ada saat ini, mestinya kita mulai sadar: “jika kebenaran diam, maka kebatilan merajalela”.

Maka mengikuti Gerakan Satu Guru Satu Buku yang digagas oleh Media guru ini adalah langkah pertama saya untuk Speak Myself. Saya tidak ingin diam melihat kebatilan merajalela. Bukan berarti saya adalah orang yang paling mengerti kebenaran. Bukan! Tapi kita diciptakan sebagai manusia untuk menuntaskan tugas sebagai khalifah fil ardh. Artinya, kitalah yang didelegasikan Allah untuk merawat kehidupan di bumi ini. Jika kita tahu kebenaran, apalagi standar kebenaran kita adalah Alquran dan hadis, maka kewajiban kita adalah untuk menyuarakannya. Jadi, di sinilah saya.

Saya paham bahwa saya bukanlah orang yang pandai berorasi dengan semangat menggebu-gebu. Tapi saya tahu bahwa saya bisa menulis. Lalu mengapa saya tidak menyuarakan kebenaran itu melalui tulisan? Saya tidak berharap rekan-rekan guru se-tanah air memiliki pandangan yang sama dengan saya. Tapi sebagai guru, kita punya tugas penting mengawal generasi bangsa agar mampu menjadi agent of change. Untuk itu, kita perlu menjadi teladan bagi perubahan itu sendiri. Kita bisa!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Insyaaallah bisa Bu, semangat!

13 Oct
Balas

Aamiin...syukron atas responnya. Mari bersama menyuarakan kebenaran.

13 Oct
Balas



search

New Post