Aan Nurchayati, M.Pd

Berjuang demi cita-cita itu tidak mudah jendral....

Selengkapnya
Navigasi Web
Bos Duren itu Orang China

Bos Duren itu Orang China

Tantangan Hari Ke - 11

#TantanganGurusiana

By : ANA

Siang tadi Saya keluar dengan anak bungsu. Kami sudah janjian sama teman hendak berkunjung ke salah satu teman kuliner kami. Niatnya hanya berangkat sendiri. Tapi ternyata, karena ada hubungannya dengan kucing maka anak bungsu ikut serta jalan bareng Emaknya. Dijalan, tak jauh dari rumah jalanan macet. Ternyata penyebabnya karena ada mobil truk sedang menurunkan angkutannya yang berisi durian. Saya ambil moment ini untuk ikut nimbrung dan curi dengan buat kepoin soal kualitas dan harga. Karena, tukang parkir dadakan yang membantu mengatur laju kendaraan disitu sempat teriak, "Duren, duren. Murah tuh. Hadiah imlek katanya.

Waah, Saya pikir sangat menarik. Rasanya pengen banget deh turun dan nimbrung bergabung dengan puluhan orang yang sudah berjubel memenuhi area penyimpanan duriah tersebut. Iseng-iseng Saya ajak tuh, si bungsu buat turun dan parkir kendaraan terlebih dahulu. Sayangnya, si bungsu itu sedang tak ingin makan durian bilangnya. Padahal buah durian itu termasuk buah kesukaan dia. Tapi, karena tidak sabar melihat kucing yang hendak di adopsi, maka dia hanya fokus pada satu tujuan.

Sepanjang perjalanan buah-buah durian itu terus saja membayang-bayangi wajah Saya. Mungkin, kucing baru juga sedang memenuhi pikiran si bungsu. Kami terdiam sepanjang perjalanan. Hingga akhirnya, meluncurlah sebuah ucapan yang Saya sendiri tidak terpikirkan sebelumnya. Yang Saya pikirkan hanya menghitung ratusan atau mungkin ribuan buah durian yang turun dari truk besar. Berapa kuantitasnya. Berapa harganya. Dan berapa keuntungannya. Saya yakin jika, harga durian termurahnya saja di jual Rp 15.000 jika ada 100 buah maka sudah Rp. 1.500.000,- Belum lagi buah durian yang dikasih label harga sampai lima puluh ribu rupiah. Berapa sebenarnya harga buah satu truk itu? Tapi yang meluncur adalah kalimat, "kenapa ya orang China banyak duitnya?". Si bungsu yang sedari tadi terdiam dan terkesan ogah-ogahan untuk ikut, nyeletuk menjawab, "karena mereka kan banyak yang korupsi."

Helloooowww,,, What do you think about China? Kok bisa-bisanya sih si Bungsu jawab begitu? Darimana info itu? Apakah dia baca berita? Lihat televisi atau hanya dengar cerita katanya orang? Ah, tak habis pikir akhirnya Saya tanya saja langsung pada anaknya.

"Kata siapa Dik, Orang China banyak duitnya karena korupsi?" Saya bertanya secara detail.

Laju sepeda motor Saya perlambat, agar jawaban si Bungsu terdengar jelas tanpa terganggu suara semilir angin yang melewati telinga Saya.

"Atuh iyalah. Kan Indonesia di korupsi sama China. Pasti dapat uang dari hasil korupsi lah, Bun."

"Kata siapa?" pertanyaan kembali memperjelas. Tak yakin anak usia 11 tahun menjawab seperti itu.

"Aku tahulah. Kan suka mabar sama anak-anak ML." katanya.

"Oh, Iyaaa... Aku lupa minta ampow hari ini. Kan orang China lagi imlekan." seru si Bungsu setengah tersadar dari kaget.

"Loh, katanya orang China banyak duit dari hasil korupsi. Kok mau angpaunya sih, Dik? Tar ikut kebawa korupsi loh." jawab Saya pada si Bungsu sambil tersenyum.

"Oh, iya ya. Ya udah deh, gak jadi" si Bungsu mengakhiri pembahasan soal China.

What? Jadi kesimpulannya, kondisi terpuruknya Indonesia saat ini, anak-anak juga banyak tahu. Cuma kita orang dewasa kadang tidak memperhatikan dan tak suka mengajak diskusi anak-anak kecil yang tak tahu apa-apa itu. Mereka tahu, mereka dengar, mereka lihat, dan mereka rekam dikepalanya bagaimana sejarah Negaranya saat ini. Dan itu akan menyakitkan ketika mereka tumbuh dengan pikiran liar yang pada akhirnya bergejolak dalam jiwa muda mereka. Kenapa sekarang mereka diam? Karena mereka tak berdaya. Tak mampu. Mereka saat ini hanya sedang merekam saja. Suatu saat nanti, mereka akan keluarkan hasil rekaman itu menjadi sebuah pengalaman untuk mereka praktikkan atau mereka lawan. Hidup atau mati. Dijajah atau merdeka. Itu saja pilihannya.

Sekian dan terimakasih, sudah menyimak sepenggal cerita liburan imlek Saya yang recehan.

Tangerang, 25 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post