Aan Nurchayati, M.Pd

Berjuang demi cita-cita itu tidak mudah jendral....

Selengkapnya
Navigasi Web
Darah Perawan 2

Darah Perawan 2

by : ANA

[Tantangan Hari ke - 3]

#TantanganGurusiana

 

Marsya kembali menutup pintu kamarnya setelah menerima kain putih yang diberikan Ibu mertuanya. Kain yang digadang-gadang sebagai kain perawan untuknya. Marsya sendiri bingung bagaimana cara menggunakan kain tersebut. Apa fungsinya dan untuk keperluan siapa? Marsya hanya berpikir apakah Ibu mertuanya mengkhawatirkan bahwa dirinya sudah tidak perawan? Sebuah kain tak lebih berukuran sebuah sapu tangan berwarna putih.

"Siapa, sayang?" Reymon bertanya membuyarkan lamunan Marsya.

"Ibu, Mas. Kasih kain ini. Katanya kain perawan untuk Aku." Marsya menunjukkan kain putih yang berada ditangannya.

"Oh, itu hanya ritual orang tua jaman dulu. Biasa digunakan pada sepasang pengantin baru." ucap Reymon sambil berjalan kearah tempat tidur yang masih dihiasi taburan bunga melati.

"Jadi, Kamu sudah tahu, Mas? Terus bagaimana cara menggunakannya?" Marsya sedikit ambisius mengetahui tentang kain perawan pemberian sang Ibu mertua.

"Nanti Aku jelasin. Sekarang mending Kamu mandi dan ganti baju deh. Kaki Aku cape banget, Sa." seloroh Reymon sembari menarik tubuh Marsya ke pangkuannya.

"Iiih, apaan sih. Kamu jelasin dulu deh. Nanti baru Aku mandi dan ganti baju." Marsya berusaha melepas pelukan Reymon.

"Gak mau." Reymon membalas istrinya dengan berbaring diatas tempat tidur beraroma bunga melati.

Marsya meninggalkan Reymon dan menuju kamar mandi di sudut kamarnya. Dia segera membersihkan badannya setelah seharian penat menerima tamu. Setelah selesai membersihkan badan dia pun kembali ke pembaringan dimana Reymon sudah berbaring diatasnya.

"Mas, ayo jelaskan sama Aku. Bagaimana cara pakai kain perawan itu?" tutur Marsya membuat Reymon yang sudah setengah tidur terperanjat.

"Oke. Sini aku praktikkan ya jelasinnnya." kelakar Reymon sambil menarik tubuh Marsya keatas tubuhnya. Reymon mengambil kain putih yang dimaksud Marsya dan meletakkannya diatas bantal. Dia pun mematikan lampu meja kamar tidur. Dan penjelasan demi penjelasan dengan praktik kain perawan sedang berlangsung dimalam pertama kedua pasang pengantin baru tersebut. 

 Esok harinya,

Marsya dan Reymon terbangun karena pintu di ketuk orang dari luar. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 05.12 wib. Dengan sedikit tergopoh dan meraih piyamanya, Reymon berlari ke arah pintu dan membukanya. Kepala Mamahnya tersembul dari balik pintu.

"Baru bangun? Sudah shubuh. Bagaimana hassilnya? Darah perawannya keluar tidak?" tanya wanita setengah baya tersebut tak sabar.

Reymon hanya melingkarkan jari telunjuk dan jempolnya dengan tersenyum puas. Mamahnya berlalu dengan senyum simpul di bibirnya. Sebelum berlalu meninggalkan kamar pengantin Mamahnya berpesan agar mereka segera bersiap.

"Kalian segera mandi dan jangan lupa sholat. Sudah siang. Hari ini ada kunjungan keluarga dari jauh dan boyongan mantu. Karena dirumah kita besok acara munduh mantu." seru Mamahnya.

"Siap, Mah. Kami segera berbenah." jawab Reymon sembari menutup dan mengunci pintu.

Marsya membuka selimut. Bertanya tentang kain perawan yang akan dijelaskan Reymon semalam tertunda dengan games Malam Pertama. Reymon tersenyum. Dia memperlihatkan kain putih yang kini sudah terdapat bercak darah diatasnya. Darah yang mengalir dari malam pertama mereka. 

"Mas, andaikan kain itu tidak ada bercak darahnya, apakah kamu dan Mamah mengira Aku sudah tidak perawan?" tanya Marsya penuh selidik.

"Sudahlah. Tidak perlu kita bahas, Sayang. Apapun yang sebenarnya terjadi atas dirimu Aku akan menerima apa adanya dan sekarang Kamu milikku seutuhnya. Kita sekarang jalani kehidupan baru kita diatas maghligai rumah tangga yang berharap selalu Sakinah, Mawadah dan Warahmah. Ok?" Reymon mencium dan membelai kepala istrinya.

Meraka pun berbenah dan bersiap-siap untuk acara munduh mantu yang akan diadakan dirumah Reymon sebagai mempelai laki-laki.

 

Tangerang, 17 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post