Abd. Karim Tahir

Tinggal di Gowa - Sulawesi Selatan. Guru IPS SMP Negeri 1 Parangloe Kab. Gowa dan Ketua Pusat Belajar Guru (PBG) Gowa....

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru Superhero

Beberapa tahun yang lalu. Seorang siswa dengan keadaan ekonomi yang morat-marit mengadu nasib. Dia tinggal berdua dengan ayahnya di gubuk yang dibangun di atas tanah kebun seorang warga. Di tempat itu ayahnya sekaligus menjadi tukang kebun. Dari pekerjaan itulah mereka, ayah dan anak ini menantang kerasnya hidup. Jika teman-temannya ke sekolah dengan naik kendaraan umum atau naik sepeda motor atau bahkan ada yang diantar jemput pakai mobil pribadi, anak ini malah pulang pergi ke sekolah dengan jalan kaki. Padahal jarak rumahnya dengan sekolah untuk ukuran jalan kaki lumayan jauh, 5 km. Jangan dibandingkan dengan wilayah yang transfortasinya tidak lancar, tentu jarak 5 km sudah biasa ditempuh dengan jalan kaki. Tetapi jika di wilayah yang transfortasinya lancar seperti wilayah kami, jalan kaki dengan jarak ini terasa unik. Di sekolah penampilannya sangat mencolok dengan pakaian kumal dan sepatu berlubang. Tetapi anak ini tetap percaya diri tidak pernah merasa tersisih atau disisihkan oleh teman-temannya. Dia dengan santai menikmati garis hidupnya. Bahkan dengar-dengar dari cerita gurunya di SD katanya dia pernah mengundang guru-gurunya makan jagung di gubuknya. Hebatkan...? Hidupnya seakan tidak punya beban. Yang prihatin justru kami para gurunya, ibah dengan keadaannya. Beberapa kali para guru harus gotong royong meringankan bebannya, dengan membelikan sepatu sebagai ganti sepatunya yang lubangnya semakin mengagah. Kadang ada yang membawakan seragam yang walaupun bekas tapi tetap mulus. Alhamdulillah program pemerintah lewat pendidikan gratis sangat membantu, orang tuanya tidak perlu pusing dengan segala bentuk iuran di sekolah. Alhasil, anak ini bisa menyelesaikan pendidikannya dengan baik, diapun lanjut ke SMA. Khawatir di sekolah barunya ada hambatan, beberapa teman guru berinisiatif mendatangi kepala sekolah menceritakan masalahnya, kondisi keluarganya, keadaan ekonominya serta keinginan kerasnya untuk sekolah. Teman-teman ini berharap kepala sekolah memberikan perhatian khusus untuk anak ini. Alhamdulillah kepala sekolah kelihatannya sangat respek. Demikianlah anak ini menjalani hari-harinya di SMA dengan tanpa hambatan, beberapa orang guru bahkan merasa sangat dekat dengannya. Saking dekatnya konon ada yang sudah menganggapnya sebagai anak. Di tahun terakhir di SMA ada permintaan dari salah satu perguruan tinggi untuk pendaftaran mahasiswa jalur beasiswa. Diapun didaftar oleh pihak sekolah. Alhamdulillah dia lulus. Kuliah dia jalani juga tanpa rintangan berarti. Walaupun dia harus kuliah sambil mengabdi di masjid menjadi marbot. Lama saya tidak pernah bertemu mungkin sekitar lima tahunan. Suatu saat saya pulang ke rumah istri saya memberi tahu bahwa anak itu tadi datang membawa undangan pernikahannya. Besoknya dia menelpon memastikan saya dan istri saya hadir. Haru. saya sangat terharu mendengar berita ini. Alhamdulillah dia sudah menemukan jalan hidupnya dengan benar. Anak yang beberapa tahun lalu seolah tak punya harapan untuk sekadar melanjutkan hidup, kini menemukan jalannya. Menatap hidup dengan penuh optimisme bersama dengan kesibukannya sebagai Da'i di salah salah satu lembaga dakwah ternama. *** Tugas guru itu tidaklah sederhana. Tidak sekadar berdiri depan kelas, berceramah, memimpin diskusi, memberikan penilaian, dan segala macam rutinitas yang melekat padanya. Guru mirip dengan tokoh-tokoh superhero seperti di film-film kesukaan anak-anak; Superman, Batman, Spiderman, Hulk dan yang lainnya. Sama-sama mengembang misi menyelamatkan bumi dari pendekar-pendekar jahat yang bernafsu menguasai bumi dengan menebarkan teror tak berampun. Memberikan semangat bagi mereka yang lemah. Agar mampu berdiri tegak menghadapi tantangan hidup yang semakin liar. Melindungi mereka yang teraniaya dan memastikan hak-hak mereka terpenuhi. Tidak berlebihan jika almarhum Sartono (semoga Allah merahmatinya), menulis dibait lagu himne guru yang diciptakannya;

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Terbayangkan bagaimana rumitnya tugas bapak dan ibu guru? Bapak-ibu sesekali bertindak layaknya malaikat bagi siswanya. Memahami kesulitan-kesulitannya dan membantu mereka keluar dari kesulitan-kesulitan itu. Kebahagiaan seorang guru adalah ketika menyaksikan anak-anak yang pernah mereka tuntun, menuai sukses. Kebahagiaan yang luar biasa melebihi bahagianya saat mengetahui dana tunjangan profesinya sudah cair (ssst). Mari berhikmat di jalan mulia ini. Bertekad menuntun anak-anak kita menggapai cita-citanya. Dampingi mereka menyingkirkan krikil-krikil tajam penghalang langkahnya. Jika terjatuh, bantu berdiri, papah hingga diujung jalan. Jangan menjadi penghalang bagi anak-anak kita untuk meraih mimpinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post