Abd. Karim Tahir

Tinggal di Gowa - Sulawesi Selatan. Guru IPS SMP Negeri 1 Parangloe Kab. Gowa dan Ketua Pusat Belajar Guru (PBG) Gowa....

Selengkapnya
Navigasi Web
Healing Ramadan

Healing Ramadan

Kata "healing" menjadi trend akhir-akhir ini. Pengguna media sosial banyak memakainya dalam postingan di status maupun ketika memberi komentar.

"Healing" berasal dari bahasa Inggris yang berarti "penyembuhan". Dalam penggunaannya, lebih mengarah kepada self healing (penyembuhan diri sendiri) secara psikologis yakni jiwa, perasaan, dan pikiran.

Aktivitas yang demikian padat, ditambah dengan berbagai permasalahan yang kerap muncul, membuat seseorang mudah mengalami gangguan kejiwaan. Pikiran kalut, emosi, sedih, khawatir, stres dan berbagai gejala mental lainnya. Kita tahu, gejala-gejala ini sering menjadi pemicu lahirnya masalah yang lebih besar.

Mungkin anda masih ingat. Kasus seorang ibu di Brebes yang tega menggorok leher 3 orang anaknya, pertengahan Maret lalu. Sang ibu diduga depresi karena tekanan ekonomi.

Kebanyakan kasus bunuh diri juga dipicu oleh tekanan kejiwaan. Jumlah kematian akibat bunuh diri di dunia menurut laporan WHO Global Health Estimates diperkirakan mencapai 793 ribu kematian pada tahun 2016 atau satu kematian setiap 40 detik. Bunuh diri menyumbang 1,4 persen kematian seluruh dunia dan merupakan ranking ke-18 penyebab kematian terbanyak (antara.com).

Healing diyakini bisa mengurangi depresi dan tekanan mental yang lain. Ada banyak hal yang biasa dilakukan, misalnya dengan mengadakan perjalanan ke tempat-tempat yang menyenangkan, berkumpul dengan sahabat atau keluarga atau menekuni hobi tertentu di sela-sela rutinitas.

Sebenarnya, fasilitas healing sudah disiapkan Allah SWT. Al-Quran secara tersirat menghubungkan antara tekanan kejiwaan dengan ketenangan hati. Siapa yang bisa mengelola hatinya dengan baik, akan terhindar dari depresi. Allah SWT menjelaskan :

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. 13 : 28).

Obat dari keresahan, ketidaktentraman adalah dengan mengingat Allah. Mengembalikan segala urusan kepada-Nya. Tidak akan terjadi sesuatu tanpa izin dan kehendak-Nya.

Beruntunglah seorang Muslim yang memelihara shalatnya. Shalat adalah waktu healing yang terbaik, mengingat Allah sambil menghadapkan segala persoalan kepada-Nya. "....laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS. 20 : 14).

Setidaknya seorang Muslim mendatangi Allah lima kali sehari semalam. Atau jika berkenan, dan ini sangat dianjurkan, gunakan jalur khusus. Bangun tengah malam. Sujud, berdialog dengan Allah melalui dzikir dan doa-doa yang dipanjatkan dalam shalat lail.

“Dan pada sebahagian malam hari sholat Tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. 17 : 97)

Nabi SAW bersabda :

“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikitpun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)

Dengan shalat, Allah menghapus segala dosa. Ini hebat, bukankah penyebab kegelisahan dan perasaan tak tenang itu adalah tumpukan dosa?

Shalat adalah satu-satunya ibadah yang diterima langsung oleh Nabi tanpa perantaraan Malaikat Jibril sebagaimana ibadah-ibadah lainnya. Pada peristiwa Isra mi'raj yang terkenal itu.

Sebelumnya Nabi mengalami tahun duka cita (amul huzni). Dua orang pembela dan pendukung utamanya yakni pamannya, Abu Thalib dan istrinya, Khadijah meninggal dunia. Sementara penentangan kaum Quraisy terhadap dakwahnya semakin meningkat. Penyiksaan yang diterima kaum Muslimin juga tambah parah. Nabi mengalami masa-masa yang sangat sulit, sedih yang teramat.

Dalam keadaan seperti itulah Allah mengundang Nabi SAW menghadap-Nya. Seolah-olah Allah hendak menghibur Rasul-Nya, mengembalikan semangatnya dengan melakukan perjalanan, memperlihatkan sebagian dari tanda-tanda kekuasan-Nya.

Shalat adalah mi'rajnya kaum Muslimin. Maka sejatinya shalat adalah perjalanan batin menuju Allah, mengisi jiwa dengan energi baru dan mengusir kegundahan..

Demikian juga. Dalam setahun Allah membuka kesempatan seluas-luasnya untuk menyegarkan kembali kehidupan spiritual kita. Sebulan penuh, bulan Ramadan. Inilah bulan tamasya, tamasya ruhani. Saat tepat untuk membersihkan jiwa dari penyakit yang mengotorinya. Lalu mengisinya dengan amalan-amalan yang menentramkan dan memperkuat keimanan.

"Sungguh beruntunglah orang yang mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya (QS : 91 : 9-10)

Jika belum punya waktu untuk mengunjungi tempat-tempat yang Anda impikan. Tenanglah, Allah telah mengirimkan Ramadan untuk menemani hari-harimu. Ramadan adalah waktu istimewa, hadiah dari Allah untuk meng-healing-kan diri.

Selamat menjalankan ibadah Ramadan 1443 H.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post